Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperluas jaringan Toko Tani Indonesia (TTI) hingga ke seluruh Indonesia. Kementan mematok target pada 2018 mendatang, akan ada sekitar 3.000 TTI untuk menstabilisasi harga.
Untuk merealisasikan itu, hari ini, Rabu (12/07), Badan Ketahanan Pangan Kementan bersama PT. Pertani kembali memperluas jaringan dengan melakukan kerjasama dengan Persatuan Purnawirawan (PP) Polri. TTI
“Saat ini baru ada sekitar 2.112 TTI. Kami menargetkan tahun 2018 bisa tercapai 3.000 TTI. Sehingga jumlah TTI yang menjual bahan pangan dengan produk berkualitas dan harga murah akan terus bertambah. Diharapkan, pada tahun 2019 target 5.000 bisa tercapai. Kami sangat optimis," kata Plt. Kepala Badan Ketahan Pangan Kementan, Spudnik Sujono yang juga menjabat Dirjen Hortikultura Kementan kepada politikindonesia.com usai menandatangi MoU dengan PT. Pertani dan PP Polri di Jakarta, Rabu (12/07).
Menurutnya, kerjasama ini dilakukan menyusul makin dikenalnya TTI oleh masyarakat luas. Sehingga menuntut penambahan outlet-outlet TTI di seluruh Indonesia. Dalam kerjasama ini, TTI yang dikelola Badan Ketahanan Pangan Kementan akan melakukan pembinaan dan pemantauan kepada TTI di seluruh Indonesia. Selain itu juga melakukan penentuan harga pangan di TTI dan menyampaikan data terkait pelaksaan kegiatan.
"Kerjasama ini untuk memperluas jangkauan pemasaran. Sehingga kehadiran TTI semakin memudahkan masyarakat untuk mendapatkan bahan pangan pokok dan strategis dengan harga terjangkau. TTI ini tidak hanya di Jakarta tapi juga menyebar di wilayah penyangga ibu kota seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi," tegasnya.
Langkah kerjasama ini, lanjutnya, dilakukan untuk melindungi petani dan konsumen pengguna serta dalam rangka pengendalian harga. Sehingga dalam kerjasama ini petani diuntungkan karena saat panen harga komoditasnya bisa dibeli dengan harga yang layak. Sementara itu, konsumen juga akan merasakan kestabilan harga tanpa harus mengeluhkan soal minimnya pasokan dan mahalnya harga.
"Harus diakui, kalau selama ini kami kerap disorot akibat inflasi yang terjadi. Karena kenaikan bahan kebutuhan pangan selalu menjadi penyebab pertama inflasi. Demi mengatasi ketidakstabilan harga pangan, kami pun telah memiliki strategi khusus. Salah satunya adalah dengan membentuk TTI yang merupakan kegiatan jual beli pangan pada daerah yang sering kali mengalami lonjakan harga," imbuhnya.
Dijelaskan, membuat TTI sebenarnya tidak terlalu sulit karena hanya tinggal menyiapkan lapak atau tempat usaha yang ada untuk disulap menjadi toko tani. Kerjasama juga dilakukan dengan sangat selektif dan tidak asal-asalan. Karena ke depannya, TTI tidak hanya ada di Jakarta. Sebanyak 5.000 TTI akan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Adapun syarat untuk membuka TTI sebenarnya mudah. Asalkan ada tempat dan akses untuk masyarakat, kami pun langsung melakukan survei ke lapangan. Semua produk kami pasok dari petani. Sehingga petani bisa secara langsung memasarkan hasil pertaniannya melalui TTl. Maka dengan sendirinya akan memotong mata rantai distribusi penjualan tanpa harus melalui tengkulak," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved