Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ketergantungan impor Indonesia kepada Tiongkok masih tinggi. Pada April 2015, nilai impor Indonesia dari Tiongkok naik sebesar 6,40 persen atau mencapai US$144,4 juta.
“Secara kumulatif periode Januari-April 2015 impor dari Tiongkok mengalami minus 1,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya, namun Tiongkok masih menjadi negara asal impor terbesar dengan peran 24,08 persen," ujar Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo kepada pers di Jakarta, Jumat (15/05).
Dijelaskan, negara lain yang menjadi tumpuan impor terbesar bagi Indonesia adalah Australia sebesar US$113,5 juta. Secara keseluruhan, impor Januari-April 2015 dari 13 negara utama turun sebesar 10,43 persen. Penurunan ini disumbang oleh Jepang sebesar US$830,9 juta dan Singapura sebesar US$827,8 juta.
Di sisi lain, pada periode Januari-April 2015 Asia Tenggara menyumbang peranan impor nonmigas terbesar yaitu 20,91 persen dan Uni Eropa sebesar 9,10 persen. Sementara itu, ekspor nonmigas Indonesia pada April 2015 paling banyak ke Amerika Serikat sebesar US$1.375 juta, India mencapai US$1.190 juta, dan Tiongkok sebesar US$1,174 juta.
© Copyright 2024, All Rights Reserved