Maraknya kampanye hitam yang terjadi menjelang pemilihan Presiden, 9 Juli mendatang, turut menjadi perhatian Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie. Ia menilai pelaku kampanye hitam tersebut kebanyakan berasal dari kreativitas relawan. Padahal, pembuat kampanye hitam itu belum tentu menjadi menteri jika jagonya menang.
“Pikiran kita, capresnya tidak memerintahkan kampanye hitam, tapi ini kreativitas relawannya saja. Ini seolah-olah mau jadi menteri semua, padahal nggak jadi apa-apa nanti," ujar Jimly di Gedung Bawaslu, Jakarta, Kamis (12/06).
Jimly menyebut, munculnya bentuk-bentuk kampanye hitam mulai dari isu SARA hingga isu HAM, karena persaingan yang ketat karena pilihan capres-cawapres hanya ada 2 pasangan. Kerasnya persaingan itu dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. “Jangan sampai saling membenci dan menjatuhkan satu sama lain hanya karena momentum ini," ujar Jimly.
Kepada penyelenggara pemilu, Ketua DKPP itu berharap mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Pelaksanaan pilpres kali ini pun diharapkannya dapat dijadikan momentum masyarakat Indonesia untuk belajar pentingnya menggunakan hak pilih.
“(Saya ingin) memastikan pemilu kita berjalan dengan integritas, (memang) belum sempurna saat ini. Mudah-mudahan Pilpres yang akan datang ini jadi momentum untuk belajar," tandas Jimly.
© Copyright 2024, All Rights Reserved