Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, mengingatkan bahwa penundaan eksekusi mati terhadap terpidana mati kasus narkoba membuka celah tekanan dan intervensi asing lebih kuat lagi.
Mahfudz mengatakan, kecamaan berbagai negara atas eksekusi mati yang dilakukan pemerintah Indonesia sebagai sebuah ujian konsistensi. Mahfudz meminta pemerintah tidak membuka celah yang bisa dimanfaatkan negara asing seperti menunda eksekusi mati.
"Tapi penundaan eksekusi Mary Jane terlepas apapun alasannya telah membuka celah tekanan makin besar," kata Mahfudz di Jakarta, Rabu (29/04).
Mahfudz menilai penundaan eksekusi terhadap warga negara Filipina dan warga negara Prancis, Serge Atlaoui menjadi polemik. Dia menegaskan, pemerintah harus kuat menghadapi tekanan dari luar maupun dalam negeri. "Satu kritik saya adalah jangan lakukan penegakan hukum dengan pendekatan drama. Riuh tapi kita sendiri gak siap hadapi reaksi penonton," kata Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.
Untuk itu, Mahfudz meminta pemerintah tetap konsisten dalam melakukan perlawanan terhadap sindikat narkoba. Eksekusi merupakan upaya memberi efek jera bagi para bandar atau penjahat narkoba. "Konsisten saja sambil membenahi sistem hukum dan mekanisme penegakan hukumnya," tegas Mahfudz.
Terkait reaksi keras Australia dan Prancis, Mahfudz menyarankan pemerintah tetap melakukan komunikasi politik. Bagimanapun komunikasi harus dijaga. "Ini soal manajemen resiko yang harus dikelola baik," kata Mahfudz.
© Copyright 2024, All Rights Reserved