Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai wacana bersekolah sepanjang hari (full day school) yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dapat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang anak karena kurangnya intensitas interaksi.
"Menghabiskan waktu dengan durasi panjang di sekolah dapat mengganggu intensitas interaksi anak," kata Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh, Selasa (09/08).
Asrorun mengingatkan, anak-anak butuh interaksi dengan teman sebaya di sekolah, lingkungan tempat tinggal, juga keluarga di rumah. Dengan bersekolah sepanjang hari intensitas pertemuan anak dan orang tua juga akan berkurang.
Apalagi tidak semua orang tua murid bekerja. Kondisi orang tua yang beragam tidak bisa digeneralisasikan bahwa kebijakan bersekolah sepanjang hari menyelesaikan semua masalah anak. Untuk itu Mendikbud Muhadjir diminta mengkaji secara utuh sebelum diterapkan. "Kebijakan nasional harus didasarkan kepada kajian yang utuh," ujar Asrorun
Asrorun juga menganggap kebijakan yang diusulkan ini lebih mengutamakan faktor orang tua yang bekerja, sehingga jadwal anak diubah. Padahal, untuk menjawab permasalahan anak, seharusnya perbaikan kebijakan itu berporos pada anak. Juga harus ada perbaikan pada sistem pendidikan. "Tidak hanya dengan mengandangkan anak di sekolah semata," kata Asrorun
Menurut Asrorun, KPAI tidak mempersoalkan waktu belajar. Sebab, orang tua diberi keleluasaan memilih model pembelajaran yang sudah terafiliasi dengan keragaman kondisi anak, orang tua, dan masyarakat.
Adapun masukan dari KPAI terhadap wacana bersekolah sepanjag hari adalah penambahan beban guru, penambahan biaya untuk kegiatan, harus disesuaikan dengan kegiatan anak dan orang tua. Juga dengan orang tua yang tidak bekerja dan keragaman kondisi sosial di berbagai daerah.
© Copyright 2024, All Rights Reserved