Kuartal IV Tahun 2014 perusahaan maskapai penerbangan AirAsia mencatatkan kerugian bersih sebesar 428,5 juta ringgit (Rp1,53 triliun). Kerugian tersebut merupakan kerugian pertama yang dialami AirAsia dalam 2 tahun belakangan ini
Kondisi tersebut terjadi akibat penurunan harga minyak dibarengi pelemahan nilai tukar ringgit. Sehingga membuat maskapai penerbangan murah itu terjerumus ke zona merah.
Ringgi/t telah anjlok hampir 13% terhadap dolar AS sejak pertengahan 2014. Pukulan terhadap ringgit melambungkan biaya-biaya utang dan operasi AirAsia yang berdenominasi mata uang asing. "Kerugian ini akibat dari mata uang asing," kata CEO AirAsia Tony Fernandes, dikutip dari CNBC, Jumat (27/02).
Fernandez mengatakan, neraca perlu dinilai kembali dan dimasukkan dalam pendapatan. Sebab, kenyataannya, pendapatan AirAsia justru tercatat naik 16% dibanding periode sebelumnya.
Fernandez menyebut, peristiwa kecelakaan pesawat QZ8501 yang terbang dari Surabaya ke Singapura pada 28 Desember lalu, tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Bahkan permintaan penumpang terlihat baik pada kuartal pertama tahun 2015 ini, meski perusahaannya tidak memasang iklan pada 50 hari pertama tahun ini.
© Copyright 2024, All Rights Reserved