Setelah mendderita cukup lama, Edi Haryanto (40), salah satu sopir taksi Silver Bird yang menderita luka bakar 80 persen di tubuhnya akibat peledakan bom di Hotel JW Marriot Jakarta, Selasa (5/8) lalu, hari Minggu kemarin sekitar pukul 09.30 akhirnya meninggal. Dengan demikian, jumlah korban tewas akibat peledakan bom tersebut menjadi 11 orang.
Jenazah Edi, siang harinya dibawa ke rumah duka, diiringi oleh keluarga dan ratusan sopir Silver Bird serta Direktur Utama PT Blue Bird Group, Purnomo Prawiro.
Sore harinya, sopir taksi Silver Bird bernomor lambung BS 384 itu, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, Pejompongan, Jakarta.
Purnomo Prawiro menyatakan, almarhum tak tertolong karena luka bakar yang sangat parah. "Keluarga besar Blue Bird berduka, karena lima awak kami menjadi korban. Terhadap keluarga korban, perusahaan akan mengucurkan bantuan untuk pendidikan anak, dan modal usaha," katanya.
Edi meninggalkan seorang istri, Nurbaiti (39), dan dua anak, yakni Indah Nurmaningsih Wati (20), dan Sri Wulandari (18).
Risro Hairi (33), rekan sekerja para sopir yang tewas, dan sempat bertemu kelima korban sekitar 10 menit sebelum peledakan bom menyatakan, "Di halaman Hotel JW Marriott memang cuma bisa ada antrean lima taksi Silver Bird. Waktu itu saya yang keenam datang, jadi harus minggir. Makanya setelah itu saya pindah ke Hotel Aston."
Tak disangkanya, sesampai di Aston ia mendengar di halaman Hotel JW Marriott ada peledakan bom. Setelah itu, ia hanya bisa bertemu kelima rekannya di ruang gawat darurat RSCM, Selasa sore. Ketika itu, tuturnya, Edi meminta maaf kepadanya. "Saya jawab, ya saya maafkan, sambil saya minta dia untuk mengucap istighfar," ujar Risro.
Berkaitan dengan penyidikan kasus bom di Marriott itu, Wakil Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar (Mabes) Polri Brigjen (Pol) Edward Aritonang menyatakan belum ada perkembangan baru setelah ditemukannya baterai di lantai tujuh hotel tersebut sehari sebelumnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved