Pemerintah Malaysia tetap bersikukuh tidak akan menyatakan telah kehilangan pesawat MH370 milik Malaysia Airlines, sekalipun sudah lewat 6 pekan pencarian keberadaan pesawat itu tanpa titik terang.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menyatakan, insiden ini memang "skenario" yang tak terbayangkan. “Pada beberapa titik dan waktu, (kehilangan) itu akan disampaikan. Namun sekarang saya rasa perlu mempertimbangkan perasaan keluarga terdekat," ujar Najib dalam wawancara dengan CNN, Kamis (24/04) malam.
PM Najib mengatakan, ada keluarga korban yang sudah menyatakan secara terbuka tak bakal bersedia dengan kabar kehilangan itu tanpa ada temuan bukti kuat. Itu pun, sambung dia, masih akan berat bagi keluarga untuk menerima sekalipun sudah ada bukti tersebut.
Najib mengatakan, pemerintahnya berencana merilis laporan perkembangan terakhir pencarian pesawat itu pada awal pekan depan. Sebelumnya, laporan yang sama sudah lebih dahulu diserahkan ke PBB.
Pada bulan lalu, sebuah pesan layanan singkat dari Malaysia Airlines telah dikirimkan kepada keluarga para penumpang dan awak pesawat MH370. Isinya, "Kita harus mengansumsikan tanpa keraguan bahwa MH370 sudah hilang dan tak ada penumpang selamat."
Beberapa waktu lalu, Najib telah mengumumkan berdasarkan data satelit Inmarsat bahwa penerbangan pesawat tersebut terlacak berakhir di selatan Samudera Hindia. Kawasan itu adalah lokasi terpencil di lautan yang jauh dari lokasi pendaratan.
Namun, dalam wawancara khusus dengan CNN, Najib mengatakan raibnya pesawat ini sebagai sebuah skenario yang tak bisa dibayangkan. "Bagaimana mungkin sebuah pesawat yang terbang ke arah Beijing berakhir di setengah jalan menuju Antartika?" ujar dia.
Najib mengatakan, dia berulang kali bertanya seberapa yakin para peneliti tentang dugaan lokasi terakhir pesawat MH370 tersebut. "Dan jawaban mereka kepada saya adalah, “Kami seyakin yang bisa Anda yakini,” ujar Najib mengatakan, kejadian yang menimpa MH370 ini sangat berbeda dibandingkan kecelakaan pesawat Silk Air pada 1997 dan Air France pada 2009. “Ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya. Yang ada hanya ping dan hand-shake. Kami sudah menganalisis. Itu saja yang kita punya," ujar Najib.
Pada 1997, Silk Air penerbangan 185 rute Jakarta-Singapura, jatuh di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Pada kasus yang menewaskan 97 penumpang dan 7 awak kabin, penyebab kecelakaan dinyatakan aksi bunuh diri pilot pesawat.
Adapun Air France rute Rio de Janeiro, Brasil, menuju Paris, Perancis, jatuh Samudra Atlantik, bersama 216 penumpang dan 12 kru-nya. Dalam kecelakaan ini pilot diduga salah membaca kecepatan pesawat karena faktor cuaca yang membekukan peralatan, sehingga pesawat mengalami stall dan jatuh ke laut.
Pada dini hari saat pesawat MH370 putus kontak, Najib yakin radar militer memantau pesawat tersebut tetapi informasi yang terlacak baru belakangan dianalisis. “Saat itu tidak diketahui apakah itu MH370 dan tak ada pesawat dikirim karena dianggap bukan pesawat yang bermusuhan.”
Perilaku pesawat yang terpantau radar militer itu tak beda dengan penerbangan komersial. "Mengikuti jalur penerbangan normal," tandas Najib.
© Copyright 2024, All Rights Reserved