Libur panjang selama 4 hari membawa dampak positif bagi penerimaan daerah Sumatera Barat (Sumbar) . Seperti bisnis perhotelan, daerah wisata, pusat perbelanjaan barang dan kuliner, serta pedagang kaki lima kawasan lokasi pariwisata.
Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia atau DPD Asita Sumbar, mencatat ,di saat libur panjang pekan lalu, 90 persen hotel dan penginapan di Padang dan Bukittinggi berisi wisatawan domestik dan mancanegara. Dengan total jumlah kamar 5.000 unit.
Selain itu, diperkirakan sebanyak Rp50 miliar uang berputar selama libur panjang 5-8 Mei 2016 lalu. Dengan estimasi wisatawan domestik yang masuk Sumbar 20.000 orang, dengan menggunakan jasa paket perjalanan wisata minimal Rp1,5 juta (termasuk hotel, transport dan makan) per orang selama empat hari tersebut.
"Selama empat hari tersebut, destinasi yamg menjadi favorit adalah wisata pantai, kepulauan, danau, wisata budaya, sejarah dan taman air atau water park, dan jembatan kelok sembilan," kata Ketua DPD Asita Sumbar, Ian Hanafiah.
Ian mengungkapkan, destinasi pilihan terletak di Padang, Bukittinggi, Tanah Datar, Payakumbuh, Pesisir Selatan dan Pariaman. Dari sisi perekonomian, mayoritas wisatawan domestik memfavoritkan paket kuliner dan oleh-oleh.
Sedangkan potensi baru dari wisatawan yang masuk ke Sumbar merupakan warga Tionghoa dari kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Medan.
"Sebagian besar mereka adalah orang berduit dan length of stay lebih panjang karena mereka tidak terganggu aturan kantor," kata Ian.
Menurut Ian, peningkatan tersebut seiring dengan beberapa kemajuan seperti berkurangnya pemalakan di lokasi wisata, seperti yang kerap terjadi di Pantai Padang.
Juga seiring dengan banyaknya sektor ekonomi yang terangkat dari usaha mikro, kecil, dan menengah, transportasi, kuliner dan masyarakat di destinasi wisata. Namun masih terdapat kelemahan dari sisi infrastruktur.
© Copyright 2024, All Rights Reserved