Kepala negara yang tergabung dalam organisasi Liga Arab sepakat untuk membentuk kekuatan militer gabungan. Kesepakatan dicapai di tengah krisis yang terjadi di Yaman dan ancaman kelompok jihadis di Irak, Suriah, dan Lybia.
"Para pemimpin Arab pada prinsipnya setuju untuk membentuk kekuatan militer gabungan," kata Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi usai terlaksananya kesepakatan dalam pertemuan di Sharm el-Sheikh, Mesir, Minggu (29/03).
Para pejabat Liga Arab akan bertemu dengan perwakilan militer negara-negara anggota untuk membahas secara lebih terperinci tentang struktur dan pembiayaan militer gabungan tersebut.
Keikutsertaan dalam kekuatan militer ini bersifat suka rela dan para pengamat memperkirakan tak semua dari 22 negara anggota Liga Arab akan bergabung.
Para pejabat Mesir menjelaskan, militer Liga Arab akan didukung oleh 40.000 tentara, pesawat-pesawat tempur, kapal-kapal angkatan laut, dan sejumlah kendaraan lapis baja.
Gagasan membentuk kekuatan militer bersama di antara negara-negara Arab bukan hal baru namun baru kali ini ada penegasan bahwa para anggota sepakat untuk membentuknya. Sejauh ini belum ada indikasi apakah kekuatan militer gabungan Liga Arab akan diterjunkan ke Yaman atau kawasan lain.
Sebanyak 10 negara pimpinan Arab Saudi bertempur melawan pemberontak di Yaman. Presiden Yaman, Abdrabbuh Mansour Hadi, meninggalkan negaranya setelah pemberontak Syiah Houthi berhasil merebut sejumlah daerah di Yaman.
© Copyright 2024, All Rights Reserved