Konflik internal elite PDIP, yang kian memuncak diperkirakan akan berpengaruh terhadap pencalonan Megawati sebagai presiden pada Pemilihan Presiden 2004. Ketua umum DPP PDIP itu akan menghadapi banyak masalah serius.
Munculnya rasa tidak puas di kalangan internal PDIP, yang berujung pada konflik kepentingan antarkader, menunjukkan partai itu sedang bermasalah. Apalagi, belakangan muncul kabar bahwa empat kader PDIP, yakni Arifin Panigoro, Harjanto Taslam, dan Meilono Suwondo, terancam direcall.
Hal tersebut akan merusak citra PDIP. Sebab, empat orang kader yang direncanakan dipecat itu merupakan kader partai yang kritis. Sikap terlalu berbeda dalam iklim demokrasi memang kurang baik. Tapi, harus sama dengan kebijakan pimpinan juga bukan pilihan yang tepat.
Reputasi Mega juga ikut digerogoti masalah pemilihan gubernur. Salah besar jika DPP menganggap bahwa kebijakan yang top down seperti itu tidak memiliki pengaruh terhadap perolehan suara.
Hal itu berbeda dengan masa pemerintahan Orde Baru dulu. Apa pun kebijakan yang dilakukan Golkar pada saat itu,kata Pengamat Politik Universitas Indonesia Maswadi Rauf, pemenang pemilu tetaplah mesin politik Orde Baru tersebut. Sebab, intervensi pemerintah saat itu begitu kuat dan dominan.
Namun, kondisi seperti itu, menurut Maswadi, sudah jauh berbeda. Dikatakan, pemilih di Indonesia adalah floating mass. "Kalau kemudian mereka melihat partai yang dipilihnya itu ternyata sedang tidak beres, saya yakin mereka akan pindah partai," jelasnya.
Dalam konteks tersebut, menurut Maswadi, ada tiga hal yang berpengaruh terhadap perolehan suara sebuah partai. Yakni kesolidan, keutuhan, serta kebijakan yang dikeluarkan.
Jika melihat pertimbangan tersebut, lanjut Maswadi, saat ini PDIP merupakan partai yang paling bermasalah dibandingkan partai lainnya. Karena itu, menurut dia, PDIP makin berat dalam mempertahankan Mega di kursi kepresidenan.
Sikap senada disampaikan mantan tokoh PDIP yang sekarang menjadi Ketua Umum Partai Nasionalis Banteng Kemerdekaan (PKBK) Eros Djarot. Menurut dia, jika PDIP pada pemilu tahun depan bisa memperoleh suara 16 persen, itu sudah sangat bagus.
Mengapa? Menurut Eros, PDIP dulu besar karena partai yang memperjuangkan ajaran-ajaran Bung Karno atau marhaenisme. Dengan demikian, ideologi yang dianut merupakan nasionalisme seperti yang diajarkan presiden pertama tersebut.
Sementara itu, lanjut Eros, saat ini di antara kader partai yang berideologi marhaen, sudah banyak yang keluar. Dan, sebagian besar yang menempati posisi strategis PDIP sekarang adalah mantan orang Golkar.
"Jadi, Golkarisasi PDIP sudah berhasil. Saya ucapkan selamat kepada Golkar," tegas Eros.
Dengan kondisi seperti itu, Eros memperkirakan, perolehan suara PDIP berkisar 12 hingga 14 persen. Di antara massa PDIP, banyak yang beralih ke partai nasionalis lainnya, termasuk PNBK.
Bagi kader PDIP yang mengalami kekecewaan, Eros mempersilakan mereka masuk ke PNBK. Partainya, kata dia, siap menampung para kader PDIP yang dipinggirkan Megawati.
© Copyright 2024, All Rights Reserved