Indonesia menyambut baik atas kemenangan Hamas dalam pemilihan umum Palestina karena hal tersebut dilakukan berdasarkan pemilu yang demokratis. Indonesia juga meminta semua negara tak terlalu apriori dahulu terhadap kemenangan Hamas tersebut. Selain itu, Indonesia juga meminta tokoh-tokoh Hamas agar lebih membuka proses perdamaian dalam konflik Palestina dengan Israel.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri RI, Nur Hassan Wirajuda, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (31/1), usai mendampingi Presiden Yudhoyono menerima Duta Besar Amerika Serikat (AS), Rusia, Cina, Jerman, Prancis, Inggris, dan Austria.
"Kita serukan kepada banyak pihak, tidak apriori terhadap Hamas, yang selama ini dikenal oleh Barat sebagai pihak yang menganut garis keras melakukan tindakan kekerasan terhadap Israel," jelas Hassan Wirajuda. Karena menurut Hasan, biasanya tokoh atau partai akan berbeda perilakunya saat masih di luar pemerintahan dan saat berada di dalam pemerintahan.
Contoh yang telah ada menurut Menlu adalah beberapa Perdana Menteri (PM) Israel yang sebelumnya menganut garis keras, ternyata justru melakukan proses perdamaian. Hal ini dapat dilihat saat Ariel Sharon yang dikenal keras, namun secara sepihak menarik pasukannya dari jalur Gaza saat menjabat PM. Walau oleh masyarakat dan pendukungnya kepututsan tersebut dinilai controversial.
© Copyright 2024, All Rights Reserved