Hujan lebat dengan intensitas dan durasi yang tinggi menimbulkan genangan air di beberapa ruas jalan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Bahkan di beberapa wilayah, ruas jalan pun lumpuh dan tak bisa tertembus kendaraan.
Melihat fenomena tersebut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk meredistribusi hujan, sehingga bisa meminimalisir potensi banjir yang lebih besar lagi.
Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan, UPT Hujan Buatan BPPT, Tri Handoko Seto mengatakan sejak awal Januari 2015, pihaknya sudah diminta oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk melaksanakan TMC. Tapi karena belum ada perintah resmi, maka TMC urung terlaksana.
"Sebenarnya, TMC itu sangat diperlukan. Melihat kemampuan daya dukung permukaan di Jakarta dan sekitarnya yang masih jauh lebih kecil daripada potensi hujan yang mungkin terjadi," katanya kepada politikindonesia.com di Kantor BPPT di Jakarta, Selasa (10/02).
Menurutnyan, TMC harus segera terlaksana. Karena hal itu penting untuk redistribusi curah hujan agar mengurangi potensi banjir di Jakarta. Apalagi saat ini genangan air yang muncul karena keterbatasan daya dukung permukaan, baik kondisi alam berupa sungai-sungai maupun kesiapan pompa.
"Berdasarkan pemodelan yang kami lakukan, hujan akan terjadi sampai Selasa pagi. Untuk mencegah banjir Jakarta, TMC penting segera dilaksanakan," tegasnya.
Dijelaskan, hujan lebat dengan intensitas tinggi yang terjadi selama 2 hari ini diakibatkan gelombang dingin dari Siberia yang bergerak ke bagian barat Jawa. Sehingga terjadi peristiwa meteorologis yang disebut dengan cold surge (gelombang dingin). Peristiwa ini berupa masuknya massa udara dingin dari Siberia menuju Jawa bagian barat.
"Gelombang dingin yang masuk ke wilayah Jawa bagian barat bertemu dengan angin yang bertiup dari timur lalu terjadi konvergensi. Sehingga terbentuk awan-awan hujan yang cukup massif. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas dan atau durasi yang tinggi," ungkapnya.
Ditambahkan, curah hujan selama 24 jam yang terjadi hampir terus-menerus dengan jumlah tercatat di beberapa lokasi sekitar 100 mm tentu bukanlah curah hujan yang sedikit. Karena curah hujan itu sudah mengakibatkan 93 titik genangan di Jakarta.
"Banjir tersebar ada di 35 titik di Jakarta Pusat, 28 titik di Jakarta Barat, 17 titik di Jakarta Utara, delapan titik di Jakarta Timur, dan 5 titik di Jakarta Selatan," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved