Lembaga pemeringkat internasional Moodys menaikkan prospek sistem perbankan di Indonesia dari stabil menjadi positif. Penilaian ini dipicu oleh perbaikan kualitas aset dan lingkungan operasional sistem perbankan nasional yang mengalami perbaikan, serta dukungan kuat dari pemerintah.
“Manfaat perbaikan lingkungan operasional bank-bank di Indonesia akan terasa dalam 12 hingga 18 bulan ke depan, seiring dengan pulihnya pertumbuhan ekonomi yang didukung dengan kebijakan makroekonomi dan menguatnya pasar komoditas unggulan," sebut Vice President dan Senior Credit Officer Moodys Srikanth Vadlamani dalam keterangan resmi, Selasa (13/06).
Moodys mengasumsikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 5,2 persen pada 2017, dan meningkat lagi menjadi 5,3 persen pada 2018 mendatang. Proyeksi ini jauh lebih baik ketimbang realisasi pertumbuhan pada tahun sebelumnya, yakni 5 persen.
Srikanth Vadlamani menyebut, penilaian Moodys terhadap sistem perbankan Indonesia didasarkan pada lima faktor, yaitu lingkungan operasional, kualitas aset dan modal, pendanaan dan likuiditas, profitabilitas dan efisiensi, serta dukungan sistemik.
Secara rinci, lingkungan operasi bank-bank disebut membaik yang mendukung kebijakan makroekonomi dan pasar yang lebih kuat. Tidak cuma itu, kualitas aset dan modal juga membaik yang didorong oleh pemulihan pendapatan perusahaan. Sehingga, menekan peningkatan rasio kredit macet.
Vadlamani mengungkapkan, pendanaan dan likuiditas sistem perbankan dalam kondisi stabil. Menurutnya, tekanan dari pertumbuhan kredit yang tinggi juga akan diimbangi dengan naiknya pertumbuhan simpanan, terutama deposito.
Bank-bank di Indonesia dinilai memiliki ketergantungan yang kecil terhadap dana-dana di luar Dana Pihak Ketiga (DPK) dan neracanya relatif lancar dengan aset obligasi negara dan aset lancar lainnya di kisaran 27 persen pada akhir Maret 2017 lalu.
Seluruh bank yang mendapatkan peringkat Moodys, memenuhi standar minimum rasio kecukupan likuiditas (LCR), yaitu 70 persen mulai 30 Juni 2016, 80 persen mulai 30 Juni 2017, 90 persen mulai 31 Desember 2017, serta 100 persen mulai 31 Desember 2018.
"Profitabilitas perbankan akan terus ditopang oleh margin bunga bersih di kisaran 5,3 persen dan sumber keuntungan lain yang berasal dari penurunan biaya kredit yang membebani pendapatan pada 2016," imbuhnya.
Di sisi lain, kemampuan pemerintah untuk mendukung sistem perbankan juga meningkat dan memberikan dampak positif. Hal itu tak terlepas dari turunnya kerentanan perekonomian Indonesia terhadap kejutan eksternal, kondisi makroekonomi yang stabil, dan disiplin fiskal.
© Copyright 2024, All Rights Reserved