Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo membantah informasi bahwa ada anggota Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) yang memukuli Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, Selasa malam (22/11).
Gatot mengatakan, begitu membaca kabar tersebut melalui aplikasi WhatsApp, Gatot memerintahkan intelijen untuk mencari kebenaran informasi tersebut. Setelah ditelusuri, Gatot menyatakan kabar berantai tersebut tidak benar alias hoax. Kabar tersebut berasal dari luar Indonesia.
"Ternyata hoax tersebut asalnya dari Australia dan Amerika," kata Gatot saat ditemui seusai Seminar Nasional Peningkatan Ketahanan Bangsa untuk Menjaga Keutuhan NKRI di Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Rabu (23/11).
Menurut Gatot, banyak pihak yang berupaya mengganggu kondusivitas keamanan di Indonesia untuk tujuan tertentu. "Semakin nyata bahwa tangan-tangan luar ikut bermain," kata Gatot.
Gatot berharap, unjuk rasa yang rencananya berlangsung di Jakarta pada 2 Desember 2016 berjalan kondusif dan tidak ada oknum-oknum demonstran yang melakukan tindakan melawan hukum. Gatot juga meminta semua warga Indonesia bersama-sama menjaga negara dan mematuhi aturan. "Jangan sok-sokan jadi pahlawan," kata Gatot.
Gatot Nurmantyo menyebut Rizieq Shihab menjadi korban propaganda Australia dan Amerika untuk memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panglima mengaku awalnya menerima pesan melalui aplikasi percakapan WhatsApp yang menyebutkan bahwa Rizieq Shihab dianiaya prajurit Kostrad.
Gatot mengakui, kabar semacam itu memang bukan kali pertama dia terima. Namun dia menganalisis informasi tak benar tentang Rizieq Shihab itu menunjukkan memang ada kekuatan asing yang sedang berupaya mengusik persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. "Semakin nyata bahwa tangan-tangan luar ikut bermain."
Panglima menengarai penyebaran informasi bohong itu berhubungan dengan kiprah Rizieq Shihab yang sangat aktif menyuarakan tuntutan agar aparat penegak hukum mengadili kasus penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Rizieq diketahui juga paling vokal saat aksi demonstrasi bela Islam II pada 4 November 2016 sekaligus penggerak ribuan muslim menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar bersikap adil dan tidak melindungi Ahok.
© Copyright 2024, All Rights Reserved