Pembangunan di pulau-pulau terluar yang berada pada perbatasan Indonesia kini mendapat perhatian serius pemerintah. Jika sebelumnya, wilayah ini masih terisolasi. PT Telkom Indonesia melalui anak perusahaannya Patrakom, kini telah berhasil membangun jaringan telekomunikasi di 11 pulau terluar.
“Patrakom memiliki kemampuan penuh dalam penyediaan fasilitas telekomunikasi berbasis satelit ke seluruh pelosok negeri. Patrakom dipercaya Telkom untuk melaksanakan projek penyediaan fasilitas telekomunikasi di 11 pulau terluar Indonesia sebagai tindak lanjut kerjasama antara PT. Telkom dan TNI-AL,” terang Director of Business Patrakom, Endi Fitri Herlianto, kepada politikindonesia.com, Jumat (06/02).
Tidak hanya menyediakan layanan telepon selular, Patrakom juga menyediakan VSAT IP dengan Internet Akses (wifi), telepon PSTN, video conference, TVRO termasuk TV, dan Solar Cell sebagai power supply kelistrikannya.
Layanan telepon dan internet nirkabel pun menjadi sarana yang bisa dimanfaatkan oleh prajurit TNI yang menjaga perbatasan dan warga sehingga makin terhubung dengan dunia luar. Selain itu, fungsi lebih penting lagi adalah mendukung pertahanan negara.
Endi menceritakan, layanan ini sudah berfungsi di 11 pulau terluar. Yakni, di Pulau Berhala di Sumatera Utara dan Pulau Rondo di Aceh yang berbatasan dengan Thailand, India, Myanmar dan Malaysia.
Pulau Nipah yang berbatasan dengan Singapura, Pulau Sekatung di Kepulauan Natuna yang berbatasan dengan Malaysia, Vietnam dan Brunai Darusalam.
Kemudian, Pulau Miangas dan Pulau Marore di Sulawesi Utara yang berbatasan dengan Filipina, Pulau Bras, Pulau Fani dan Pulau Fanildo di Papua yang berseberangan dengan Papua Nugini, serta Pulau Dana dan Pulau Batek di NTT yang bersinggungan dengan Australia.
Diterangkan Endi, proses pemasangan layanan selular di pulau-pulau terluar itu bukan hal mudah. Tidak hanya aparat TNI AL saja yang berjibaku di daerah perbatasan, tetapi kendala terberat juga dilakoni personel Patrakom dalam menyiapkan segala perangkat pendukung telekomunikasi itu.
Menurut Director of Network Patrakom Djoko Wartopo, kondisi yang sangat ekstrim dalam melakukan perjalanan ke pulau-pulau terluar menjadi tantangan tersendiri bagi Patrakom terutama para teknisi-teknisinya.
“Hal ini dikarenakan tidak ada transport regular menuju ke lokasi melainkan harus menggunakan kapal milik nelayan atau kapal milik TNI AL. Dengan kondisi cuaca yang sangat tidak bersahabat, lama perjalanan menuju ke Pulau Miangas adalah 4 hari dan 4 malam mengarungi lautan," kata dia.
Tapi kini, jerih payah itu terbayar. Sinyal telepon tidak lagi menjadi barang langka di pulau-pulau terluar dan fasilitas internet nirkabel pun menjadi sarana yang bisa dimanfaatkan oleh prajurit TNI dan warga.
© Copyright 2024, All Rights Reserved