Puluhan jet tempur Kerajaan Yordania meningkatkan serangan ke target pertahanan kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Serangan udara saat ini mulai memasuki kawasan Irak.
"Kami akan terus menghajar mereka hingga kelompok bersenjata itu tumbang," kata Menteri Luar Negeri Yordania, Nasser Judeh, kepada CNN, Jumat (06/02),
Sebelumnya, Yordania bergabung dengan aliansi militer pimpinan Amerika Serikat melawan ISIS pada September 2014. Selama ini pasukan udara kerajaan itu dipercaya hanya melakukan pengeboman di wilayah Suriah.
Namun, serangan udara pada Kamis (05/02), ke basis ISIS di Suriah itu dilancarkan sehari setelah Raja Abdullah II berjanji akan membalas kematian pilot militernya Moaz al-Kassasbeh yang tewas dibakar hidup-hidup oleh gerombolan ISIS.
"Serangan itu awal pembalasan kami. Negaranya akan terus melakukan gempuran terhadap ISIS dengan segala kemampuan yang kami miliki," kata Judeh kepada CNN.
Televisi pemerintah memperlihatkan gambar rekaman serangan terhadap pusat pelatihan dan gudang penyimpanan senjata, termasuk bola-bola api membumbung tinggi usai serangan. "Seluruh target serangan itu hancur berantakan," ujar sumber militer.
Raja Abdullah mengatakan kepada ayah Kassasbeh, Safi al-Kassasbeh, bahwa jet tempur telah kembali ke Yordania dari Raqqa, daerah yang dikuasai ISIS di Suriah.
"Jet tempur Angkatan Bersenjata Kerajaan Yordania telah tiba dari al-Raqqa setelah membombadir dan meluluhlantakkannya.Insya Allah kami akan mengakhiri keberadaan mereka di Suriah. Kami memohon kepada Allah membantu membasmi mereka," kata Kassasbeh usai bertemu dengan Raja Abdullah, Kamis
Saat ini ISIS menguasai dua pertiga wilayah Suriah dan Irak. Informasi yang diperoleh Al Jazeera dari berbagai sumber mengatakan, pasukan Yordania mulai bergerak mendekati perbatasan Irak, dekat Rowaished. Gerakan pasukan dalam jumlah besar itu belum pernah ada.
© Copyright 2024, All Rights Reserved