Tersangka pelaku peledakan bom di Boston, Dzhokhar Tsarnaev, mulai menjalani penyidikan awal di Rumah Sakit Beth Israel, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, Selasa (23/04) waktu setempat. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal tersebut terungkap, tindakan tersebut dimotivasi akibat peran Amerika Serikat dalam perang Irak dan Afganistan.
Seorang pejabat Amerika Serikat yang turut dalam pemeriksaan Dzhokhar menyebutkan, meski sangat terbatas memberikan keterangan akibat luka tembak yang salah satunya memutus pita suaranya, namun Dzhokhar mulai bisa berkomunikasi dengan para penyidik.
“Otoritas setempat pun menggarisbawahi bahwa ini masih tahap pemeriksaan awal, dan akun-akun elektronik Dzhokhar masih harus diperiksa lebih lanjut untuk memastikan adanya kontak dengan jejaring kelompok radikal,” kata pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu seperti dikutip CNN.
Kepada para penyidik, Dzhokar mengatakan, dia dan kakaknya, Tamerlan Tsarnaev, meradikalisasi diri berdasarkan "pengetahuan" dari internet.
Saat ini penyidik tengah menelusuri benar atau tidaknya ada majalah online berbahasa Inggris Inspire yang disebut merupakan terbitan Al Qaeda. Dzhokhar mengaku belajar merakit peledak dari salah satu artikel majalah itu.
Dzhokhar dan kakaknya, Tamerlan yang tewas dalam baku tembak, Kamis (18/04), dituduh sebagai pelaku peledakan di Maraton Boston, Senin (15/04) siang waktu setempat. Akibat ledakan tersebut, tiga orang tewas dan lebih dari 170 orang terluka.
© Copyright 2024, All Rights Reserved