Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan pengunduran dirinya pada Jumat (24/06) waktu setempat. Keputusan itu diambil Cameron setelah kubu pendukung Brexit, masyarakat yang menginginkan pemisahan Britania dari Uni Eropa, memenangkan referendum yang digelar kemarin.
“Masyarakat Inggris telah memilih untuk meninggalkan Uni Eropa dan keinginan mereka harus dihormati. Keinginan masyarakat Inggris adalah sebuah perintah yang harus dilaksanakan," ujar Cameron, yang berbicara didampingi sang istri, Samantha, di depan kantor PM Inggris di Downing Street, London, Jumat, seperti dikutip dari Telegraph.
Cameron mengatakan, Inggris membutuhkan pemimpin yang baru. Ia mengatakan tidak lagi mampu memimpin Inggris yang kini sudah menentukan nasibnya sendiri, dengan memilih keluar dari Uni Eropa. “Saya amat bangga menjadi Perdana Menteri negara ini selama 6 tahun. Saya pikir negara ini membutuhkan kepemimpinan yang baru."
Cameron mengatakan, dirinya merasa tidak bisa menjadi kapten dari negara ini untuk tujuan berikutnya. "Dalam pandangan saya, saya rasa kita harus memiliki perdana menteri baru pada awal konferensi Partai Konservatif bulan Oktober," ujar Cameron.
Kabinet Inggris akan menggelar pertemuan pada Senin (27/06) pekan depan dan akan mengatur jadwal mundurnya Cameron dari kursi Perdana Menteri.
Seperti diberitakan sebelumnya, referendum penentuan keanggotaan Britania di Uni Eropa akhirnya dimenangkan oleh kubu pro Brexit, yang menginginkan Britania untuk keluar dari blok ekonomi Eropa tersebut.
Kubu Brexit meraup dukungan dari 51,9 persen pemilih atau 17.410.742 suara, mengalahkan kubu yang menginginkan agar Britania tetap bergabung dengan Uni Eropa, dengan raihan 48,1 persen pemilih atau 16.141.241 suara.
© Copyright 2024, All Rights Reserved