Gempa di Chili dengan magnitudo M 8.2 terjadi akibat dari dorongan faulting dekat pantai Chile pada kedalaman dangkal. Hal ini kemungkinan adanya mekanisme gempa yang konsisten slip pada antar-muka di antara batas lempeng utama (megathrust) antara lempeng Nazca dan lempeng Amerika Selatan.
Lempeng Nazca mengalami subduksi ke arah timur “melesak” masuk ke bawah lempeng Amerika Selatan dengan kecepatan 65 mm per tahunnya. Sementara itu, subduksi sepanjang patahan Peru-Chile sebelah barat telah menyebabkan “terangkatnya” pegunungan Andes.
Mekanisme inilah yang kemudian menghasilkan beberapa kejadian gempa besar dunia sebelumnya, termasuk gempa pada 2010 yang mencapai magnitudo M 8.8 di Maule, Chile bagian tengah. Kita juga mencatat kejadian gempa yang lebih besar yakni pada 1960 dengan magnitudo M 9.5 di Cile Selatan.
Kejadian gempa Selasa (02/04) kemarin, merupakan peristiwa gempa yang terjadi di “wilayah tenang”, yaitu pada wilayah seismic-gap bagian utara Chile atau disebut juga sebagai iquique-gap. Pada catatan sejarah, pada tahun 1877 iquique-gap menyebabkan gempa dengan magnitudo M 8.8. Sebelumnya juga pernah terjadi di sebelah utaranya, pada 1868 dengan magnitudo sebesar M 8.8.
Gempa kemarin diikuti dengan tsunami yang juga akan melanda pantai-pantai sisi timur setiap pulau di Indonesia. Dampak tsunami gempa Chili diperkirakan akan masuk ke wilayah perairan Indonesia Kamis (03/04) pagi ini.
Indonesia Tsunami Early Warning Center (InaTEWS) yang dikelola Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis ada 115 lokasi di kabupaten/kota dari 19 provinsi di Indonesia yang berpotensi terjadi tsunami. Tinggi potensi tsunami 0 hingga 0,5 meter. Waktu kedatangan tsunami, Kamis (03/04) pukul 05.11 WIB hingga 19.44 WIB
Waktu tiba gelombang tsunami di bibir pantai di wilayah Indonesia berbeda-beda. Gelombang yang pertama bisa saja bukan yang terbesar.
Untuk mempersiapkan hal tersebut, pertama, kepada masyarakat diharapkan tenang dan mengikuti arahan petunjuk badan penanggulangan bencana di daerahnya masing-masing. Kedua, bagi masyarakat yang tinggal disepanjang pantai yang menghadap ke timur di setiap pulau agar mengamankan perahunya, segera evakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi dengan tetap tenang, disiplin mengikuti arahan aparat berwenang setempat.
Selanjutnya, bagi masyarakat diharapkan juga memperhatikan dan mendahulukan evakuasi balita, anak-anak, orang sakit, penyandang cacat, dan orangtua jompo. Keempat, hindari berada di pantai sisi timur setiap pulau.
*Erick Ridzky, Asisten Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana
© Copyright 2024, All Rights Reserved