TNI tetap mengikuti jadwal penarikan pasukan yang telah ditentukan dalam MoU perdamaian RI-GAM. Selasa (18/10) sekitar pukul 09.00 melalui Pelabuhan Krueng Geukuh Lhokseumawe, NAD, sebanyak 2.163 pasukan TNI meninggalkan Aceh untuk kembali ke kesatuan masing-masing menggunakan kapal laut.
Menurut Dansatgaspen Koops TNI Letkol Eri Soetikko, pasukan yang ditarik tersebut rata-rata sudah bertugas di NAD selama tujuh hingga 13 bulan. Pasukan TNI yang dipulangkan tersebut berasal dari empat batalion masing-masing dari Batalyon Lintas Udara (Linud) 433 Makassar Ujung Pandang, Batalyon Marinir 8 Jakarta, Batalyon Infanteri 521 Brawijaya, Jawa Timur dan Batalyon 312 Siliwangi Jawa Barat.
Pada hari yang sama, GAM kembali menyerahkan senjata milik mereka kepada Aceh Monitoring Mission (AMM) bertempat di Kota Sabang. Penyerahan senjata hari ini guna menutupi kekurangan sebanyak 60 pucuk senjata dalam penyerahan tahap kedua yang berlangsung di Aceh Utara, Aceh Timur dan Taming dua hari lalu.
Irwandi Yusuf, Senior representatif GAM di AMM menyatakan pihak GAM telah berkomitmen untuk memenuhi target 50 persen penyerahan senjata mereka akan tuntas dilaksanakan hari ini. Sehingga kekurangan senjata GAM dapat ditutupi pada penyerahan senjata di Sabang.
Mayjen Supiadin AS, Panglima Kodam Iskandar Muda, belum lama ini mengatakan, hingga 16 Oktober penyerahan senjata GAM belum mencapai target 50 persen seperti yang disepakati dalam MoU. Namun demikian, Supiadin yakin bahwa GAM akan mampu memenuhi target penyerahan 50 persen dari total senjata mereka dalam MoU berjumlah 840 akan tuntas diserahkan hari ini.
Penyerahan senjata GAM tahap kedua telah dilakukan di Tamiang sebanyak 11 pucuk senjata, Aceh Timur 93 pucuk, Aceh Utara 128 pucuk total senjata yang diterima AMM sebanyak 182 pucuk, dari jumlah itu yang diakui sebanyak 150 pucuk sehingga GAM harus menyerahkan senjata sebanyak 60 pucuk lagi siang ini.
© Copyright 2024, All Rights Reserved