Pertumbuhan lava menuju kawah Gunung Agung terpantau mengalami perlambatan. Dari pemantauan citra satelit, perlambatan infusi magma menuju kawah terjadi karena adanya pendinginan di bagian atas lava yang telah lebih dahulu memenuhi kawah.
"Jika dahulu kita mendapatkan data pertumbuhan lava ke kawah gunung agung mencapai 36 meter kubik per detik, dan saat ini sudah mulai melambat," terang Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana, Senin (04/12).
Ia menerangkan, perlambatan ini bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama, tumpukan lava yang telah mencapai permukaan lebih dahulu mengalami pendinginan dan semakin menebal. Kedua, disebabkan dinamika yang terjadi di dalam gunung api itu sendiri. “Kita tidak bisa meprediksi cepat atau lambat ini, kita hanya bisa memonitoringnya. Saat ini di kawah, estimasi lava masih sebanyak 20 juta ton" terang dia.
Dari hasil pemeriksaan geokimia terbaru, kata Devy, gas magmatik sulfur dioksida (SO2) melalui metode DOAS mengidentifikasi kontribusi gas magmatik yang masih tinggi.
"Kami hanya bisa memantau dari berbagai parameter sampai saat ini bahwa aktivitas Gunung Agung masih cukup tinggi dan berpotensi masih erupsi dan status tetap masih tetap level IV atau Awas," ujarnya.
Sejak Minggu (03/12) hingg Senin siang tercatat 26 gempa vulkanik. Sedangkan, gempa frekuensi rendah juga cukup tinggi di atas 20 kali.
"Secara visual aktivitas Gunung Agung masih tampak tenang dan terlihat asap berwarna putih tipis dengan ketinggian 500 meter," ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved