Pecahan kendi di roda depan pesawat Boeing Bussines Jet (BBJ)-2, menandai diterimanya pesawat bercat biru putih dengan list merah putih tersebut sebagai pesawat kepresiden. Kehadiran pesawat ini akan menghemat anggaran negara dan menjadi kebanggaan karena pertama kalinya Indonesia memiliki pesawat kepresidenan sendiri.
Usai seremonial penerimaan pesawat tersebut, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (10/04), mengatakan, penggunaan pesawat kepresidenan jauh lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan pesawat komersial. Selama ini, pemerintah menyewa pesawat dari Garuda Indonesia Airlines.
Dijelaskan Sudi, berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan cermat oleh pemerintah, penghematan anggaran negara adalah Rp114,2 miliar per tahun.
Sudi menyebut, dari sisi efisiensi dan efektifitas, penggunaan pesawat khusus kepresidenan tentu tidak mengganggu jadwal dan kinerja maskapai penerbangan komersial. “Selama ini, perusahaan penerbangan harus mengatur ulang jadwal penerbangannya apabila ada tugas-tugas kenegaraan yang mengharuskan menggunakan pesawat bagi perjalanan dinas Presiden,” kata Sudi.
Mensesneg juga ,menegaskan dari sisi kebanggaan nasional sebagai negara besar Indonesia tentu lebih berbangga apabila Presiden RI menggunakan pesawat khusus kepresidenan yang canggih, modern, aman, dan benar-benar difungsikan untuk melayani tugas konstitusional presiden. “Pertama kali setelah lebih dari 60 tahun, Indonesia memiliki pesawat kepresidenan sendiri," ujar Sudi.
Pengoperasian pesawat dilakukan TNI AU dan saat sedang tidak digunakan pesawat disimpan di hanggar TNI AU. Sedangkan kegiatan perawatan serta pemeliharaan dilakukan Garuda Indonesia, serta biaya perawatan dan pemeliharaan dikelola Kementerian Sekretariat Negara.
© Copyright 2024, All Rights Reserved