Samsung, salah satu raksasa teknologi global, dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah restrukturisasi drastis dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Sekitar 30% karyawannya di seluruh dunia akan dipangkas.
Langkah ini muncul di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, serta perlambatan dalam beberapa divisi bisnisnya. Kebijakan ini diperkirakan akan dimulai pada akhir tahun, dan menjadi bagian dari restrukturisasi besar-besaran perusahaan asal Korea Selatan tersebut.
Mengutip Reuters, PHK besar ini akan melibatkan tiga divisi utama, yakni penjualan, pemasaran, dan administrasi, dengan tingkat pemangkasan yang bervariasi di setiap divisinya. Divisi penjualan dan pemasaran diproyeksikan akan mengalami pengurangan sebesar 15%, sedangkan staf administrasi bisa dipangkas hingga 30%.
“Ada beberapa faktor yang mendorong Samsung untuk mempertimbangkan langkah PHK besar-besaran ini. Pertama, melambatnya permintaan konsumen di berbagai pasar utama perusahaan. Kondisi ini diperparah oleh tekanan inflasi global dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Kedua, Samsung mengalami penurunan pangsa pasar di beberapa segmen utama, seperti ponsel pintar, yang telah menjadi andalan perusahaan selama bertahun-tahun. Persaingan yang semakin ketat dengan merek-merek dari China, serta penurunan permintaan di pasar domestik Korea Selatan, juga mempengaruhi kinerja keseluruhan perusahaan,” demikian dikutip dari Reuters, Sabtu (21/9/2024).
Selain itu, divisi chip Samsung yang seharusnya menjadi pendorong utama pertumbuhan perusahaan, gagal mencapai ekspektasi. Meskipun ada lonjakan permintaan untuk chip AI, Samsung tampaknya kesulitan untuk mengimbangi inovasi dari para pesaingnya.
Samsung saat ini memiliki lebih dari 270.000 karyawan yang tersebar di 76 negara, termasuk di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Asia, dan Afrika, diperkirakan akan terdampak kebijakan PHK ini. Walaupun perusahaan belum memberikan pernyataan resmi, tanda-tanda awal sudah mulai terasa, khususnya di beberapa wilayah seperti India.
Mengutip laporan dari The Economic Times, Samsung telah memberhentikan lebih dari 200 eksekutif di operasinya di India. PHK ini menargetkan berbagai departemen, mulai dari telepon seluler, elektronik konsumen, hingga peralatan rumah tangga. Tidak hanya itu, fungsi pendukung lainnya juga tidak luput dari kebijakan pengurangan tenaga kerja. Dengan total tenaga kerja manajerial sekitar 2.000 orang, langkah ini berarti sekitar 9-10% dari total eksekutif Samsung di India terkena dampaknya.
Selain kebijakan PHK, Samsung juga dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk melakukan restrukturisasi operasinya di India. Salah satu langkah yang sedang dikaji adalah penggabungan beberapa divisi bisnis, seperti televisi dan peralatan rumah tangga, yang diperkirakan akan menyebabkan tambahan PHK di masa depan.
Kebijakan ini diambil di tengah melambatnya pertumbuhan bisnis Samsung, disertai dengan menurunnya permintaan konsumen dan penurunan pangsa pasar, terutama di segmen ponsel pintar yang menjadi tulang punggung perusahaan.
Kondisi ini diperparah oleh mogok kerja yang berlangsung di Chennai, India, yang telah mengganggu produksi beberapa produk utama Samsung, seperti televisi, lemari es, dan mesin cuci. Aksi mogok ini, yang telah memasuki hari ketiga, telah menyebabkan penurunan kapasitas produksi hingga 50-80% dari kemampuan normal pabrik. Gangguan produksi yang terjadi menjelang musim liburan ini diprediksi akan menambah tekanan pada perusahaan, yang sudah menghadapi tantangan dari pasar internasional.
Tak hanya di India, Samsung juga harus menghadapi tantangan besar di pasar global. Persaingan ketat dengan perusahaan asal China seperti Huawei menjadi faktor signifikan dalam penurunan kinerja perusahaan, terutama di segmen ponsel pintar. Huawei yang terus memperkuat posisinya di pasar global telah membuat Samsung kehilangan sebagian pangsa pasar utamanya.
Selain itu, divisi chip yang selama ini menjadi andalan Samsung untuk bersaing di pasar teknologi, juga menghadapi tantangan serius. Permintaan akan chip bertenaga kecerdasan buatan (AI) yang terus meningkat tidak berhasil diimbangi oleh performa divisi chip Samsung. Kondisi ini memungkinkan perusahaan pesaing untuk melampaui Samsung dalam hal inovasi dan volume penjualan chip. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved