Polri tengah menyelidiki kabar yang beredar bahwa petinggi organisasi teroris ISIS asal Indonesia, Bahrun Naim telah tewas dalam sebuah pertempuran di Suriah. Polri tengah berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri, Atase Kepolisan Turki, hingga Interpol untuk mencari kebenaran kabar tersebut.
“Sedang didalami. Kita juga berkoordinasi," terang Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul kepada pers, Senin (04/12).
Kabar kematian Bahrun Naim menyebar melalui sosial media. Namun, belum ada kepastian soal kematian Bahrun Naim.
Bahrun Naim Anggih Tamtomo lahir di Pekalongan 6 September 1983 dan besar di Pasarkliwon, Solo. Ia adalah lulusan program D-3 Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo.
Pria ini pernah menjadi narapidana kepemilikan senjata api dan bahan peledak. Ia dicokok Densus 88 Antiteror sekitar akhir 2010 karena menyimpan senjata dan amunisi yang disebutnya sebagai titipan dari seorang buron kasus terorisme. Pada pertengahan 2012, Bahrun bebas. Ia meninggalkan Indonesia pada awal 2015.
Belakangna nama Bahrun dikatikan dengan beberapa insiden teror di Indonesia. Salah satunya adalah teror bom di Jalan M.H. Thamrin, awal Januari 2016. Polisi menyebut Bahrun sebagai otak di balik ledakan di pusat Jakarta itu.
Bahrun Naim pun diketahui sebagai otak teror di sejumlah lokasi di Solo. Penemuan bom di sebuah kontrakan akwasan Bintara, Bekasi, setahun lalu juga berkaitan dengan pria yang merupakan petinggi ISIS itu.
© Copyright 2024, All Rights Reserved