Sekretaris Kabinet Pramono Anung, mengakui adanya kesalahan yang dilakukan admin Twitter resmi @setkabgoid yang membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi bulan-bulanan di media sosial.
Dalam cuitan @setkabgoid, Selasa pagi, 28 November 2017, dituliskan, "Kita sudah minta kepada jajaran NU agar tegas pada aliran radikal & intoleran, apapun organisasinya - Presiden @jokowi".
Cuitan itu menimbulkan reaksi keras dari warganet. Seperti Prof Roki Gerung dalam akunnya, yang berharap agar pernyataan "tolol" itu adalah hoax alias tidak benar.
Atas kesalahan itu, Pramono mengatakan sejak pagi tadi dia langsung meminta agar admin yang menulis kalimat yang salah itu, diberhentikan. "Jadi ada kesalahan yang dilakukan oleh admin. Dan tadi pagi begitu saya membaca, saya sudah meminta untuk yang bersangkutan tidak lagi memegang sebagai admin. Jadi diberhentikan dari admin," kata Pramono, di Istana Bogor.
Mantan Sekjen PDIP itu mengatakan, admin melakukan kesalahan mengutip lantaran tidak membaca keseluruhan dari berita atau statement Presiden Jokowi. Atas kesalahan itu juga, Pramono mengatakan tidak ada unsur kesengajaan sehingga mengutip kalimat yang salah.
"Apa yang disampaikan Presiden kan bukan ditujukan kepada NU. Tetapi ditujukan kepada jajaran pemerintah untuk bersikap tegas, bertindak tegas terhadap aksi intoleransi atau juga radikalisme. Jadi itu dikutip salah oleh adminnya," kata Pramono.
© Copyright 2024, All Rights Reserved