Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menyinggung soal surat Al Maidah ayat 51 saat berdialog dengan warga Kepulauan Seribu pada Rabu (30/09) lalu menuai polemik di kalangan masyarakat. MUI menyarankan Ahok segera meminta maaf agar polemik itu tidak berkepanjangan.
Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi mengatakan, ia kecewa dengan pernyataan Ahok yang bernada melecehkan saat menyinggung surat Al Maidah 51. Menurutnya, sikap Ahok tidak etis, karena ia mengomentari keyakinan ajaran agama yang berbeda dengan keyakinannya. "Apalagi komentarnya terhadap ajaran agama tersebut salah," kata Zainut kepada pers, Jumat (07/10).
Zainut mengatakan, sebagai pejabat publik, Ahok tidak pantas berkomentar yang menyinggung soal keyakinan agama umat lainnya. Ia khawatir komentar Ahok soal surat Al Maidah 51 itu bisa mengganggu harmoni kehidupan umat beragama meskipun dia melihat ada pro dan kontra di kalangan masyarakat.
"Meskipun apa yang dia (Ahok) katakan ada perbedaan pemahaman di kalangan ummat Islam, tapi menurut saya tetap dia tidak pantas karena dia adalah penganut agama lain dan dia tidak meyakini ajaran agama itu," ujar Zainut, seraya menambahkan, ia mengharapkan Ahok segera menyampaikan permintaan maaf sebelum persoalannya melebar ke mana-mana.
Zainut menambahkan, pernyataannya ini tak ada urusannya dengan urusan Pilgub DKI Jakarta 2017. Anjuran agar Ahok minta maaf ini semata-mata sebagai teguran agar Ahok ke depan berhati-hati dalam bicara.
"Ke depan Ahok harus lebih hati-hati lah, lebih wise dalam bicara. Kan ada aturan main di Pilkada, jangan masuk pada wilayah isu SARA. Ini harus sesuai. Isu agama kan isu yang sensitif. Ini harus jadi perhatian semua. Mari kita kedepankan kepentingan nasional dan kerukunan umat beragama," tandas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved