Sumpah Pemuda tahun 1928, membuktikan jika kaum muda Indonesia memiliki kepercayaan diri, semangat dan pandangan melampai jamannya, tentang Persatuan Nasional, Kesatuan Cita-cita dan Kemerdekan Indonesia, satu pondasi penting bagi bangsa Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Sumpah Pemuda adalah tekad serta kehendak kaum muda Indonesia untuk bersatu menjadikan Indonesia sebagai kesatuan bangsa, kesatuan bahasa, serta kesatuan tanah air, dalam wujud kemudian adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Semangat Kaum muda Indonesia itu telah meletakkan filosofi serta dasar, bahwa liberalisme, federalisme, provinsialisme, sukuisme, tidak akan mendapatkan tempat dalam bingkai Indonesia Merdeka.
Karena hakekat liberalisme hanya mengejar persamaan di lapangan politik, tetapi mengabaikan persamaan sosial ekonomi, yang kuat kapitalnya berkuasa penuh, menghabisi yang lemah.
Hari ini, tekad serta semangat kaum Muda Indonesia yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda 87 tahun yang lalu itu seolah sirna, di tengah hilangnya semangat dan kerpecayaan diri kita sebagai sebuah bangsa, karena para Pemimpin kita lebih percaya dan bersandar kepada modal asing, negara asing, dibandingkan dengan kekuatan bangsa sendiri.
Ikatan kebangsaan, dalam bentuk persamaan nasib, persamaan cita-cita, filosofi, dasar dan haluan negara, Pancasila pun telah tiada, karena liberalisme telah melepaskan simpul perekat kebangsaan itu.
Kita kembali kalah, menyerah, bertekuk lutut kepada tuan-tuan penjajah.
Di tengah pekatnya kegelapan akibat asap Kapitalisme dan Imperialisme yang mengepung kehidupan Bangsa Indonesia, masihkah bara api semangat Sumpah Pemuda 1928 itu menyala di dalam diri kita?
Salam Gotong Royong
* Agus Jabo Priyono, Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik
© Copyright 2024, All Rights Reserved