Pihak TNI telah mengembangkan upaya-upaya untuk mengantisipasi aksi teroris di Indonesia. Dari analisis strategis yang diterima Mabes TNI, ada indikasi Indonesia akan dijadikan sarang teroris.
Panglima TNI Laksamana Widodo AS dalam acara jumpa pers usai rapat pimpinan nasional TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (14/02/2002), menjelaskan bahwa dalam analisis strategis ada indikator-indikator ancaman teroris seperti itu.
“Satu hal yang harus dicermati yaitu penggunaan wilayah kita oleh jaringan teroris. Untuk itu harus ada upaya untuk menjamin wilayah RI tidak digunakan oleh jaringan teroris," tandas Panglima TNI.
Dia berharap, ada persepsi yang sama mengenai apa yang dimaksud dengan teroris dan hal ini tidak bisa hanya dibahas dari aspek domestik, tetapi juga harus dari aspek internasional.
"Oleh karena itu harus ada kerjasama baik regional maupun internasional, dan ada upaya konsepsional untuk merumuskannya, sehingga terorisme dapat dihadapi secara bersama sama, baik domestik, regional maupun internasional," tegas Panglima.
Mengenai bentuk kerjasama internasional yang dimaksud, Panglima mengutarakan bahwa pihaknya lebih menekankan pada pertukaran informasi, intelijen dan latihan bersama untuk meningkatkan kemampuan anti teror.
Pada kesempatan yang sama Panglima juga menegaskan bahwa dalam menangani terorisme internasional, TNI akan berorientasi pada aturan-aturan hukum.
"Pada prinsipnya penggunaan kekuatan TNI untuk pelaksanaan operasi militer didasarkan atas keputusan politik pemerintah. Jadi tidak dengan sendirinya digunakan untuk kepentingan TNI, tapi digunakan untuk kepentingan bangsa.
Rapimnas TNI 2002 yang berlangsung sejak Rabu kemarin diikuti oleh 154 peserta yang antara lain terdiri dari jajaran pimpinan TNI, staf Mabes TNI, Staf Angkatan, para Panglima Komando Utama (Pangkotama), dan para Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam).
© Copyright 2024, All Rights Reserved