Cerita tentang temuan bangunan megalitik yang ditemukan Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) di Gunung Padang, telah tersebar luas hingga mancanegara. Penelitian itu membuat penasaran Departemen Arkeologi Freie Universitat Berlin. Anggota TTRM Dr Ali Akbar, diundang khusu oleh universitas itu untuk mempresentasikan hasil riset Gunung Padang itu.
“Saya diundang secara khusus untuk memberikan Kuliah Umum di Freie Universitat Berlin, Jerman pada tanggal 20 Januari 2016,” terang Ali, yang juga arkeolog dari Universitas Indonesia itu, Jumat (22/01).
Dikatakan Ali, para peneliti, dosen, dan mahasiswa dari Departemen Arkeologi Fakultas Sejarah dan Budaya di universitas itu ingin mendengar dan berdiskusi langsung mengenai situs yang berukuran sangat besar tersebut.
Ali menyebut, Freie Universitat Berlin adalah kampus bergengsi dan prestisius. Untuk kajian sejarah dan budaya, Universitas itu menduduki ranking 15 besar di dunia. Ranking ini yang tertinggi di Jerman berdasarkan hasil pemeringkatan QS World University Rankings.
Ali menceritakan, ia tidak menyangka, ternyata minat akademisi di universitas itu tentang Gunung Padang yang terletak di Garut, Jawa Barat sangat besar.
Paparannya tentang Gunung Padang itu bahkan dihadiri beberapa profesor dari beberapa bidang ilmu. Para ahli yang hadir terutama adalah ahli kronologi atau pertanggalan absolut (absolute dating) yang bekerja di beberapa laboratorium di Jerman.
Ali mengungkapkan, dalam acara itu, ia memaparkan hasil penelitian TTRM. Secara umum, terdapat 2 Lapisan Budaya di Situs Gunung Padang. Lapisan Budaya Pertama berukuran sekitar 30 hektar. Hasil riset ini telah disampaikan kepada menteri dan sejak tahun 2014 telah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Situs Cagar Budaya Peringkat Nasional dengan luas 29,1 hektar.
Lapisan Budaya ini temuannya telah dianalisis di laboratorium dan berasal dari periode 500 Sebelum Masehi. Bentuk struktur batunya secara umum dapat disebut sebagai piramida tangga (stepped pyramid) yang bagian atasnya berupa bidang datar.
Adapun lapisan Budaya Kedua belum diketahui secara pasti bentuknya. Lapisan ini terdapat di kedalaman sekitar 1-4 meter di bawah Lapisan Budaya Pertama.
Hasil uji pertanggalan absolut di Laporatorium BATAN Jakarta dan BETA ANALYTIC di Miami Amerika Serikat menunjukkan usia sekitar 5200 Sebelum Masehi. Usia ini tergolong sangat tua karena lebih tua dibandingkan piramida di Mesir yang berasal dari periode 2500 Sebelum Masehi.
“Megalitik (megalithic) berasal dari kata Mega yang artinya besar dan Lithic yang artinya batu. Bangunan megalitik ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan juga di beberapa negara. Namun tidak banyak yang berukuran sebesar Gunung Padang. Untuk membedakannya, saya mengajukan terminologi atau istilah khusus untuk bangunan megalitik berukuran sangat besar, yaitu gigalitik (gigalithic)," tandas Ali Akbar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved