Rusia menuding Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengikuti naluri Perang Dingin. Tuduhan Rusia itu disampaikan pada Rabu (02/04), setelah NATO menghentikan semua kerjasama dengan Rusia.
“Naluri dasar perang dingin bangkit di NATO, yang kemudian memengaruhi upayanya," kata halaman resmi Twitter Rusia kepada NATO mengutip keterangan duta Alexander Grushko.
“Persekutuan itu berada di bawah ancaman! Sepertinya, pembayar pajak harus membayar untuk permainan tentara," katanya.
Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, pada Selasa (01/04) menyatakan, pihaknya menghentikan semua kerja sama sipil dan militer dengan Rusia, sebagai reaksi atas aneksasi Rusia terhadap semenanjung Krimea dan pengerahan pasukan di dekat perbatasan Ukraina. NATO juga memerintahkan perencana militernya untuk merancang langkah memperkuat pertahanannya di Eropa timur.
Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin mencemooh pengumuman itu, dengan menanggapi bahwa itu dibuat pada hari April Mop. “Terakhir kali (pada 2008), mereka pembekuan 3 bulan dan dicairkan pada Desember," katanya, merujuk pada perang singkat Rusia dengan Georgia tetangganya.
"Yang bisa saya katakan ialah itu Perang Dingin, sehingga mereka masih beku," katanya di Twitter.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, menarik batalion infanteri bermotor dari daerah dekat perbatasan timur Ukraina. Akan tetapi mereka tidak menjelaskan apakah tentara Rusia dari batalion lainnya di dekat tapal batas itu juga akan ditarik.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dalam pembicaraan pada Minggu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan kemajuan dalam menyelesaikan kemelut atas Ukraina tergantung pada penarikan pasukan dari perbatasan tersebut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved