Samudera Hindia adalah masa depan dunia. Kawasan ini akan menjadi pusat kerja sama perdagangan dan investasi. Namun, selain memiliki potensi ekonomi yang besar, potensi konflik di kawasan ini pun juga cukup besar.
Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Adriana Elisabeth, Senin (21/09), mengatakan, sebagai negara yang terpilih menjadi Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) untuk periode 2015-2017, Indonesia berkomitmen melihat Samudera Hindia sebagai masa depan dunia.
IORA memiliki tiga pilar kerja sama yang salah satunya terkait ilmu pengetahuan yakni Indian Ocean Rim Academic Group (IORAG) dimana Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ditetapkan menjadi focal point IORAG Indonesia.
Saat ini, IORA beranggotakan 20 negara dari 4 kawasan yakni kawasan Asia seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Bangladesh, India dan Srilangka. Kawasan Timur Tengah terdiri dari Iran, Oman, Uni Emirat Arab dan Yaman.
Kawasan Afrika terdiri dari Komoro, Madagaskar, Mauritius, Afrika Selatan, Tanzania, Seychelles, Kenya dan Mozambik. Selain itu ada pula Australia yang menjadi anggota IORA.
Andriana yang juga bagian Focal Point IORAG Indonesia, mengatakan selama menjadi ketua, Indonesia diharapkan membuat legacy dan mewujudkan visi dan misi pemerintah sebagai poros maritim dunia.
Di samping itu, sebagai focal point, Indonesia akan mengembangkan kerja sama akademik dan ilmu pengetahuan sesuai dengan 6 isu prioritas. Isu tersebut adalah keselamatan dan keamanan maritim, fasilitasi perdagangan dan investasi, manajemen sumber daya perikanan, kerja sama akademik dan iptek, pengelolaan risiko bencana dan perubahan iklim serta pendidikan, kebudayaan dan pariwisata.
Andriana menyebut, terkait perubahan iklim, posisi Indonesia dimana LIPI sudah memiliki pusat studi laut dalam Indonesia berada dalam posisi strategis terkait upaya penanganan perubahan iklim.
© Copyright 2024, All Rights Reserved