Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meyakini, tidak ada partai politik (Parpol) yang tampil sangat dominan pada Pemilu 2014. Siapa pun parpol yang meraih suara terbanyak, untuk membentuk pemerintahan, ia tidak akan bisa sendirian.
SBY mengatakan, dalam beberapa pekan depan, apapun bisa terjadi. Terpulang kepada elit parpol untuk berkomunikasi dengan rakyat, secerdas-cerdasnya. “Akan tetapi, jika tidak ada sesuatu yang berubah sangat dramatis, maka saya bisa katakan, tidak ada parpol hasil Pemilu 9 April nanti, yang sangat dominan, yang bisa mengatur segalanya, atau bisa memerintahnegeri ini sendiri baik ditingkat parlemen ataupun eksekutif," ujar SBY saat berdialog dengan jajaran pemimpin redaksi dan wartawan senior di Gedung Bank Mega, Jakarta, Senin (10/03).
Sebagai “veteran” Pemilu, pemenang Pilpres 2004 dan 2009, ia dapat memastikan bahwa tidak ada parpol yang sangat dominan. Bahkan, untuk membentuk sebuah pemerintahan, tidak bisa sendirian.
“Jangan bayangkan ada parpol meraih 35 persen suara, kemudian nomor 2 meraih 20 persen, dan ketiga 5 persen suara. Seperti itu saya tidak lihat. Mungkin saya salah, lihat saja nanti," ujar SBY.
Menurut SBY, jelang pemilu semua bisa terjadi. Ia mencontohkan suara Fauzi Bowo yang 3 bulan sebelum Pilgub DKI mencapai 50 persen, ternyata bisa disalip Jokowi.“Pak Jokowi yang 30 persen selama 3 bulan bisa menyalib, artinya bisa berubah.”
Pilgub Jatim, Pakde Karwo 3 bulan sebelum Pilgub sekitar 50 persen, Ibu Khofifah baru 25 persenan. Kemudian dalam waktu 3 bulan naik jadi 37 persen dan Pakde Karwo 47 persen. “My point is. Dalam 1,5 bulan ini anything can happen, terpulang kepada apa yang dilakukan pemimpin politik," lanjut SBY.
Terkait keberadaan PD pasca Pemilu, SBY mengatakan, partainya siap berkoalisi ataupun menjadi oposisi dengan pemerintahan terpilih pada Pilpres 2014. “Saya akan lihat setelah 9 April seperti apa, dan kita lihat siapa yang jadi Presiden," kata SBY
SBY akan melihat perolehan suara partainya di Pemilu 2014. “Preference saya adalah, kalau itu baik bagi saya di pemerintahan, saya akan memilih di pemerintahan. Apalagi kalau presidennya mengajak. Kalau presidennya (bilang) Demokrat jangan pernah di pemerintahan ya tidak," kata SBY.
SBY mengatakan, dirinya telah membangun koalisi dengan partai politik lainnya, sejak pertama kali memimpin negeri ini, pada tahun 2004 lalu.
Saat ini, pemerintahan pimpinan SBY dibangun oleh koalisi 6 parpol, yaitu Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Kebangkitan Bangsa. “Sebenarnya koalisi tidak solid. Saya sudah kenyang," kata dia.
Dikemukakan SBY, di negara mana pun, koalisi tidak ada yang berhasil. Akan tetapi, sambung dia, lebih baik berkoalisi dari pada tidak sama sekali. “Koalisi itu problematika dan kadang-kadang makan hati. Hati-hati berpartner koalisi,” ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved