Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum, Andi Arief menyarankan publik untuk teliti dan berhati-hati, agar tidak menjadi korban informasi palsu dan menyesatkan. Peringatan itu terkait dengan buku yang ditulis anggota DPR Mukhamad Misbakhun, berjudul “Sejumlah Tanya Melawan Lupa: Mengungkap 3 Surat SMI kepada Presiden SBY.”
“Supaya kita tidak menjadi bagian dari korban informasi sesat, ada baiknya berhati-hati menerima informasi yang sejak 2010 coba dimanipulasi terkait surat Menkeu ke Presiden SBY,“ ujar Andi Arief, Kamis (20/08).
Mantan Staf Khusus Presiden itu mengatakan, ada sejumlah kejanggalan terhadap ketiga surat yang dimuat Misbakhun dalam bukunya itu. Andi menyertakan link berita yang memperlihatkan copy dari ketiga surat di dalam buku Misbakhun dan mempersilakan publik memberikan penilaian sendiri. “Coba perhatikan kop surat dan kata-kata Bank Century," ujar Andi.
Ia menjelaskana, tanda tangan SMI sebagai Menteri Keuangan kok kop surat KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan). “Seharusnya menggunakan kata Bank Mutiara (karena ditulis setelah nama Bank Century diganti)," sambung dia.
Kejanggalan lain adalah, salah satu copy surat dituliskan tanggal 29 Agustus 2009, pada hari Sabtu. "Katanya surat rahasia, kok ada tembusannya," ujar dia.
Ditambakan Andi, ada 2 kemungkinan mengenai tiga surat yang dimuat Misbakhun di dalam buku tersebut. Pertama, surat itu benar ada. Kedua, surat itu palsu.
“Kalau surat itu benar adanya, justru terlihat sistem atau UU atau aturan yang berjalan. Sesuai Perppu, Menkeu bertindak independen, Presiden hanya terima laporan. Presiden tahu sesudah bailout dan tidak ikut campur wewenang Menkeu dalam KSSK," jelas dia.
Dia juga mengatakan, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi dan Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa juga tidak pernah menerima surat itu. “Nah, apakah kemudian disimpulkan surat yang di buku Misbakhun palsu? Periksa saja foto surat itu," demikian Andi Arief.
© Copyright 2024, All Rights Reserved