Akhirnya Newmont Ventures Limited (NVL) yang berbasis di Amerika, perusahaan induk dari PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) memasukkan gugatan intervensi ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Intinya meminta pengadilan mengeluarkan status sita jaminan terhadap saham 17,8 persen milik Pukuafu Indah (PT PI) yang ada dalam PT NNT. Saham tersebut saat ini sedang diperkarakan antara internal pemegang saham PT PI

Gugatan Newmont Amerika itu tercatat dengan No. 75/Pdt. G.int/2016/PN. JKT Sel, tanggal 09 Mei 2016 merupakan intervensi terhadap perkara yang diajukan oleh Ir. Gustaaf YN Merukh melalui gugatan No. 75/Pdt/G/2016/PN. JKT. Sel pada tanggal 5 Februari 2016.

Gustaaf Merukh menggugat terkait pemalsuan akte PT Pukuafu Indah yang dilakukan oleh pemegang saham yang lain dalam perjanjian pinjaman (loan agreemen) dengan pihak Newmont tanggal 16 November 2012.

Gugatan intervensi tersebut, kata Gustaaf, akan membuka rentetan tabir kegiatan transaksi illegal antara pemegang saham PT PI dengan pihak Newmont. Untuk itu, Meruk mengaku telah menyiapkan sejumlah dokumen dan bukti hukum dan berharap ini akan terbuka secara terang benderang praktik curang dan pelanggaran hukum.

“Ini bagus, agar publik tahu bahwa telah terjadi sejumlah kegiatan illegal dan kriminal dengan memalsukan akte dalam menggadaikan saham PT PI untuk memperoleh uang triliunan rupiah dari Newmont oleh oknum di lingkungan PT PI,” ujar dia, dalam keterangannya kepada politikindonesia.com, Selasa (17/05).

Gustaaf YN Merukh, adalah pemegang saham PT Pukuafu Indah, melalui PT Merukh Ama Coal (MAC) sebanyak 6 persen, berdasarkan akte notaris Misdalina, SH No. 06,15 September 2011, SK Menteri: 24 Oktober 2011.

Dalam keterangan persnya, menginformasikan telah terjadi pemalsuan akte PT Pukuafu Indah pada tanggal 16 November 2012 terkait loan agreemen yang merugikan dirinya selaku pemegang saham PT PI

“Saham PT Pukuafu Indah digadai oleh oknum pemegang saham yang lain kepada pihak Newmont dengan nilai gadai US$600 juta, berdasarkan akte yang dipalsukan” ujar Gustaaf. Pinjaman itu, ujar dia, telah dilaksanakan dalam dua tahap transaksi.

Gugatan intervensi pihak Newmont ini tentu semakin menyulitkan rencana akuisisi 76 persen saham PT NNT oleh grup Medco, seperti yang ramai diberitakan, karena saat ini sedang bermasalah secara hukum.

Gustaaf melayangkan gugatan sehubungan dengan telah terjadinya pengalihan saham secara tidak sah pada tanggal 4 Mei 2015 di dalam lingkungan PT Pukuafu sendiri yang dilakukan oknum pemegang saham lainnya sehingga menghilangkan hak-hak-nya selaku pemegang saham perusahaan tersebut.

Seperti dikutip dari situs resmi PT. NNT, bahwa komposisi pemegang saham perusahaan tambang yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB itu terdiri dari: Nusa Tenggara Partnership B.V (NTP), 56 persen (asing), PT Pukuafu Indah (PT PI), 17,8 persen (swasta nasional), PT Indonesia Masbaga Investama, 2,2 persen (swasta nasional), PT Multi Daerah Bersaing (MDB), 24 persen (daerah)

Ada pun saham yang akan dilepas menurut informasi yang santer diberitakan adalah seluruh saham asing, saham PT Pukuafu Indah, dan saham PT Indonesia Masbaga Investama sehingga jumlahnya menjadi 76 persen.

Belakangan perusahaan daerah, PT Multi Daerah Bersaing (MDB), pun dikabarkan sedang berkoordinasi dengan mitranya hendak melepaskan juga seluruh saham yang mereka miliki. Belum ada kepastian apakah Medco yang disebut-sebut calon kuat akan mengambil seluruhnya, termasuk saham MDB.

Gustaaf mengingatkan kepada para pihak yang terlibat dalam rencana traksaksi dan akuisisi saham PT. NNT itu agar menunggu sampai masalah hukum terhadap PT. Pukuafu Indah selesai, clear and clean.

“Akhir Mei 2016 diperkirakan putusan atas gugatan intervensi NVL sudah keluar. Jika gugatan tersebut ditolak maka hampir pasti saham PT NNT tidak dapat ditransaksikan karena berada dalam status sita jaminan,” tandas Gustaaf.