Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan sinyalemen mengejutkan. Demontrasi massa yang berlangsung anarkis baru-baru ini ditunggangi oleh kelompok-kelompok yang tidak dapat menerima hasil pemilu 2004 lalu.
Tudingan itu dikemukakan Presiden sebuah dalam jumpa pers disela-sela kunjungan ke Amman (Ibukota Yordania-red), sebagai bagian dari lawatannya ke negara-negara Timur Tengah. Ia menyesalkan demontrasi buruh di DPR Rabu (3/5) lalu yang diwarnai aksi pengrusakan dan anarkis. ”Sebagai Kepala Negara saya menyesalkan, kecewa dan sangat prihatin. Gerakan turun ke jalan dan unjuk rasa pada hari Rabu ini tidak seperti pada peringatan Hari Buruh 1 Mei karena disertai pengrusakan dan tindakan anarkis,” kata Yudhoyono.
Lebih jauh Presiden memperingatkan semua kelompok yang belum ikhlas menerima hasil Pemilu 2004 untuk tidak melakukan tindakan apapun juga yang tidak kondusif bagi pembangunan.
”Kalau ada di antara komponen bangsa apakah itu perseorangan kelompok atau ikatan identitas lain yang barangkali belum ikhlas, belum menerima hasil Pemilu 2004, meskipun itu menjadi hak mereka untuk melakukan langkah-langkah politik apapun juga dalam koridor demokrasi, tapi tolong jangan semua itu berujung pada situasi dalam negeri Indonesia yang tidak kondusif untuk pembangunan berikutnya,” kata Yudhoyono.
Presiden mengatakan, Rabu siang ia telah menerima laporan dari Wapres Jusuf Kalla, Kapolri Jenderal (Pol) Sutanto serta beberapa sumber lainnya tentang aksi para buruh.
Kepala Negara yang nampak berhati-hati dalam mengemukakan kalimat demi kalimat mengatakan kelompok-kelompok yang belum mau menerima hasil Pemilu 2004 jangan mengorbankan kepentingan rakyat yang lebih luas. "Jangan hambat momentum dalam pembangunan," kata Presiden dengan tegas.
Yudhoyono mengatakan, tindakan pengrusakan dan anarkis jika dibiarkan terus berlangsung maka akan menganggu usaha untuk bekerjasama dengan negara-negara lain terutama dalam upaya mendatangkan modal ke tanah air.
Sebagai Kepala negara, Yudhoyono mengajak kelompok-kelompok yang masih melakukan tindak kekerasan dan anarkis untuk kembali ke hati nurani serta pikiran yang bersih.
Presiden menyebutkan sebenarnya sudah banyak pengusaha asing yang ingin menanamkan modal mereka di tanah air, namun mereka masih menanyakan apakah Indonesia itu aman dan apakah investasi mereka bisa berlangsung lama.
Ia mengatakan, jika tindakan kekerasan dan anarkis masih terus berlangsung maka modal asing yang ingin masuk ke Indonesia bisa beralih ke negara-negara lain seperti Cina dan Vietnam.
Mengomentari pernyataan kepala negara tersebut, Ketua MPR Hidayat Nurwahid menyatakan ia bisa memahami kekecewaan yang disampaikan Presiden mengenai aksi buruh yang cenderung anarki. Walau begitu, Nurwahid tidak yakin jika aksi tersebut ditungganggi pihak tertentu, termasuk pihak yang tidak ikhlas atas hasil Pemilu 2004.
“Presiden sedang berupaya keras menarik investasi dari negara-negar Timur Tengah, tiba-tiba ada aksi buruh yang sedemikian ini, karena itu kami bisa memahami kekecewaan Presiden,” katanya di Gedung DPR/MPR Jakarta, Kamis.
Namun, Nurwahid menyatakan, pernyataan Presiden mengenai adanya pihak yang menunggangi aksi buruh merupakan pernyataan yang terlalu jauh. ”Terlalu jauh mengaitkan dengan hasil Pemilu 2004. Saya kira tidak sejauh itu,” katanya.
Namun, dia mengingatkan, agar semua pihak tidak memanfaatkan aksi buruh untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya, serta biarkan buruh menyampaikan aspirasinya berkaitan dengan rencana revisi UU Nomor 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. ”Jangan sampai ada yang menungganggi aksi buruh,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPR, Agung Laksono tidak bersedia menanggapi secara khusus pernyataan Presiden mengenai aksi demo buruh di kawasan Gedung DPR/MPR pada Rabu (3/5). ”Sebaiknya jangan ditungganggi. Biarkan buruh menyampaikan aspirasi secara murni, jangan ditungganggi,” katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved