Wakil Presiden Jusuf Kalla bersuara keras menanggapi isu bahwa pemerintah Australia membayar ribuan dolar pada tiap kru kapal imigran agar mereka membawa kembali pengungsi kembali ke wilayah Indonesia. Jika tindakan itu, benar dilakukan Australia, itu adalah tindakan yang tidak beretika.
“Namanya kan menyogok kan artinya kan. Orang saja menyogok salah, apalagi negara menyogok, tentu tidak sesuai dengan etika-etika yang benar daripada hubungan bernegara," ujar Wapres di kantor Wapres, Jakarta. Senin (15/06).
JK menyebut, pemerintah Indonesia telah meminta klarifikasi resmi Austalia terkait isu tersebut. “Ya kan baru muncul dipermukaan kan. Indonesia mempertanyakan itu," tambahnya.
Wapres mengatakan pihak TNI AL dan keamanan akan terus berupaya untuk melakukan penjagaan perbatasan Indonesia dengan Australia. "Itu jangan lupa luas (perbatasan) Australia-Indonesia luas sekali. Luas sekali sepanjang Hindia itu, bagaimana caranya?" kata JK.
JK menambahkan, pihak Australia masuk dalam ketegori human traficking soal pengungsi dan peraturan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) jika benar terbukti melakukan penyuapan awak kapal. "PBB kan punya aturan tentang pengungsi dan itu Australia termasuk yang tandatangan di konvensi itu, Indonesia malah tidak," terangnya.
Sejumlah media memberitakan, Australia membayar kru kapal penyelundup manusia dari Indonesia dengan uang ribuan dolar agar perahu Australia itu mau berbalik arah dan kembali ke Indonesia.
Perdana Menteri Tony Abbott sendiri tidak membantah laporan itu. Dalam wawancara dengan stasiun radio 3AW pada Jumat (12/06) pagi waktu setempat, Abbott justru mengatakan personel imigrasi telah mengembangkan strategi kreatif untuk menghentikan kedatangan perahu-perahu pengangkut migran.
“Kami telah menghentikan perdagangan (manusia) dan kami akan melakukan apa yang bisa dilakukan untuk memastikan itu tetap berhenti," terang Abbott.
© Copyright 2024, All Rights Reserved