Junus Effendy Habibie atau dikenal dengan panggilan Fanny Habibie yang meninggal dunia pagi tadi, Senin (12/03), rencananya akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, usai salat Ashar.
"Almarhum akan dimakamkan di Tanah Kusir setelah sahalat Azhar," kata juru bicara Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan, di rumah duka di Jalan Prapanca Buntu Nomor 39 C, Jakarta, Senin (12/03).
Dalam perjalanan hidupnya, Duta Besar Belanda kelahiran Kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 11 Juni 1937 itu menyelesaikan pendidikan Akademi Angkatan Laut (AAL), Surabaya (1961).
Fanny mengenyam banyak pendidikan dalam dunia kelautan. Di antaranya Staff- V (Planning) Cours United States Marine Corps, Coronado, California USA (1964); Instructor Course United States Naval Trining Centre, San Diego, California USA (1964); Planning Course and Instructor Course US Navy, California, AS (1964); International Seminar on Port Management, Delfi, Nederland (1974); dan International Seminar on Port and Harbour, Singapure (1976).
Karir terakhir adik kandung mantan Presidren BJ Habibir ini adalah Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda (2006), Penasihat Senior Pimpinan Otorita Pengembangan Pulau Batam (2000), Maritime Continent Institute Chairman (MCI) The Habibie Center (1999), Ketua Otorita Batam (1998), dan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris merangkap Republik Irlandia (1993-1996).
Dalam karir birokratnya, terakhir JE Habibie menjabat sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut (1984 1991), Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (1978-1984), Administrator Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta (1972-1978), bahkan menapak dari Asisten Keamanan Administrator Pelabuhan (Adpel) Tanjungpriok, Jakarta (1969-1970). Fanny juga pernah duduk sebagai anggota DPR dari Partai Demokrat pada tahun 2004-2006.
JE Habibie meninggalkan seorang isteri, drg Miriam dan tiga putera yakni Moch Tauchid, Moch Syahrullah, dan Moch Bacharuddin.
© Copyright 2024, All Rights Reserved