Senin (22/04) waktu setempat atau Selasa pagi (WIB), harga minyak mentah dunia kembali naik. Kenaikan ini dipicu aksi memburu harga murah menyusul penurunan tajam pada pekan lalu, sehingga menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan pemangkasan produksi OPEC.
Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) dalam perdagangan di New York untuk pengiriman Mei, bertambah 75 sen dibandingkan harga pada hari Jumat, menjadi ditutup pada US$88,76 per barel, pada hari terakhir kontrak. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, naik 74 sen menjadi menetap pada US$100,39.
Namun karena kerugian di pekan lalu berakar pada revisi turun prospek pertumbuhan permintaan minyak global. Sehingga membuat rebound masih terbatas
Pengamat dari Citi Futures, Timothy Evans, mengatakan, lemahnya permintaan AS untuk produk-produk minyak dan meningkatnya kilang AS yang beroperasi menunjukkan persediaan produk lebih rendah, di tengah kelebihan stok minyak mentah.
Sedangkan, riset analis senior di Sucden,Myrto Sokou, mengatakan, harga minyak mentah memulai minggu ini di sisi positif. “Kondisi ini menyusul kenaikan kuat di pasar ekuitas global yang menyebarkan optimisme dan peningkatan selera terhadap aset-aset berisiko," kata Sokou.
Kepala analis pasar di CMC Markets, Ric Spooner, mengatakan, sedikit bargain hunting (aksi buru harga minyak murah) mempertahankan kenaikan harga. "Para dealer sedang menunggu angka PMI (indeks pembelian manajer) dari Cina pada Selasa," ujar Spooner kepada AFP.
Sebelumnya pada minggu lalu, harga minyak telah merosot didorong data ekonomi lemah dari Cina. Minyak Brent jatuh ke tingkat terendah dalam 9 bulan sebelum pulih terangkat spekulasi pasar bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) berencana untuk memangkas produksinya.
Cina adalah negara konsumen energi terbesar di dunia dan kesehatan ekonominya diawasi ketat oleh pasar minyak. Namun kondisi saat ini pertumbuhan ekonomi Cina melambat menjadi 7,7% pada kuartal pertama. Hasil mengejutkan yang datang di bawah ekspektasi dan mengangkat kekhawatiran bahwa pemulihan negara itu rapuh.
© Copyright 2024, All Rights Reserved