Partai Demokrat di tangan ketua umum baru, Anas Urbaningrum bertekad memenangkan Pemilu 2014 dengan meraih minimal 30 persen suara. Partai pemenang Pemilu 2009 ini juga menargetkan memenangkan kembali Pemilu Presiden (2014), selain sukses dalam pemilihan kepala daerah, minimal 30 persen, dengan mengusung kader sendiri.
Rekomendasi Partai Demokrat yang disetujui sidang paripurna itu dibacakan Wakil Ketua Komisi C, Jafar Hafsyah, di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat, kemarin.
Dalam bahasa Jero Wacik, salah satu petinggi Partai Demokrat, pada Pemilu mendatang setidaknya harus merebut 168 kursi DPR. Pada pemilu lalu (2009), saat tampil sebagai pemenang, Partai Demokrat berhasil mendudukkan 148 kadernya sebagai anggota parlemen di DPR, Senayan, Jakarta, periode 2009-2014.
Tidak itu saja. Program utama atau garis-garis besar strategi kebijakan dan rencana aksi Partai Demokrat lima tahun mendatang itu, juga memprogramkan untuk memenangkan Pilkada sebanyak-banyaknya. Minimal 30 persen, dengan mengusung kader sendiri, sebagai penghargaan untuk kerja keras mereka. Begitu juga dengan pimpinan lembaga negara.
"Pimpinan lembaga negara harus banyak dari Partai Demokrat. Gubernur, bupati, walikota sebanyak-banyaknya harus kita kuasai," kata Jero Wacij, politisi yang juga Menteri Kebudayaan dan Pariwisata ini.
Yang tak kalah penting, keluarnya rekomendasi yang mengukuhkan dan meneguhkan posisi Partai Demokrat sebagai partai tengah dan modern. Rekomendasi ini dilengkapi dengan upaya melakukan pengkaderan sistematis, jelas dan terstruktur. Termasuk menggelar pelatihan anggota dewan secara lebih sisematis.
Lalu, untuk mendukung semua itu, rapat paripurna Kongres II Partai Demokrat yang ditutup Minggu malam itu, juga merekomendasikan kantor partai mulai dibangun secara permanen di daerah dan cabang. Semua itu diperkirakan rampung paling lambatnya dalam tiga tahun masa kepengurusan ini. Jadi, pada 2012, Demokrat harus punya kantor DPP yang permanen.
"Itu tugas berat sebagai Ketua Umum terpilih," ujar Jero Wacik.
Semua target tersebut dicanangkan, untuk memperkuat basis massa di lapangan. Untuk itu, Demokrat merekomendasikan memuat target untuk merekrut anggota partai yang memiliki kartu tanda anggota (KTA), dengan membangun sinergitas seluruh fraksi.
Transformasi Kemandirian
Chief Executive Officer Political Marketing Consulting, Eep Saefulloh Fatah kepada wartawan di Jakarta, Senin (24/05), juga memberikan catatan penting untuk Anas Urbaningrum. Menurut pakar politik tersebut, tugas ketua umum Partai Demokrat, tidak cuma menambah jumlah kader PD, sehingga memenangi Pemilu 2014. Ia menyarankan Anas juga harus menyelesaikan transformasi kemandirian partai dari ketergantungannya kepada sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Artinya, selama ini Partai Demokrat 'menyusu' kepada SBY, mulai sekarang harus menyapih dirinya. Proses penyapihan ini harus dilakukan Anas sebagai tanggung jawabnya selaku ketua umum," kata Eep Saefulloh Fatah.
Eep menilai, tugas itu tidak terlalu sulit untuk Anas. Sebab, SBY sudah bersikap demokratis menanggapi dinamika di tubuh partainya serta tidak ingin menjadi figur dominan. Sikap itu misalnya ditunjukkan SBY dengan membiarkan para calon ketua umum PD berkompetisi secara sehat. Dalam kasus itu, tak sedikit pun SBY mengintervensi jalannya pemilihan ketua umum, yang dimenangkan oleh Anas.
"Kita lihat bukti, SBY membiarkan kompetisi berjalan secara sehat. SBY menunjukkan bahwa ia tidak seburuk yang orang sangka. Ini sangat kontras dengan partai-partai lain di mana tokoh-tokoh tertentu amat dominan," kata Eep.
Eep mengatakan, Anas orang yang cocok untuk menuntaskan agenda kemandirian PD. Ia menilai politisi muda asal Blitar, Jawa Timur, itu memunyai kesempatan menawarkan gagasan-gagasan kemandirian itu guna memperkuat PD tanpa harus berkhianat kepada sejarah. "Saya kira Partai Demokrat memang membutuhkan orang seperti Anas karena sepanjang pembentukannya sebagai partai, PD belum teruji memiliki pilar kuat."
© Copyright 2024, All Rights Reserved