Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir sedikit lebih tinggi pada Rabu (Kamis (06/07) pagi WIB), di tengah ketegangan geopolitik dan penurunan pesanan pabrik.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus naik 2,5 dolar AS, atau 0,21 persen dan beradap di 1.221,70 dolar AS per ounce.
Resiko-resiko geopolitik menimbulkan kekhawatiran setelah peluncuran rudal terbaru oleh Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) pada 4 Juli, Hari Kemerdekaan Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menyebut uji coba peluncuran rudal itu sebagai sebuah eskalasi ancaman baru terhadap AS. Sebagai tanggapan, Amerika Serikat dan Korea Selatan melakukan latihan dengan menembakkan rudal ke Laut Jepang pada hari yang sama.
Disamping ketegangan geopolitik, kinerja produksi AS yang buruk merupakan faktor lain yang membuat emas kembali berada di wilayah positif.
Berdasarkan laporan Biro Sensus AS melaporkan pada Rabu (05/07), pesanan baru untuk barang-barang manufaktur pada Mei, melemah dua bulan berturut-turutn. Angkanya turun 3,7 miliar dolar atau 0,8 persen menjadi 464,9 miliar dolar AS. Ini diikuti penurunan 0,3 persen pada April.
Namun, kenaikan emas dibatasi karena indeks dolar AS menguat sebesar 0,05 persen menjadi 96,30 pada pukul 17.00 GMT. Indeks tersebut merupakan ukuran dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya. Saat dolar AS naik, emas berjangka biasanya turun.
Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 19,6 sen atau 1,22 persen menjadi ditutup pada 15,896 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 2,70 dolar AS atau 0,30 persen menjadi ditutup pada 908,80 dolar AS per ounce.
© Copyright 2024, All Rights Reserved