Pertamina dinilai tidak transparan dalam penentuan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dijual ke masyarakat. Sikap tidak transparan itu terlihat dari kebijakan Pertamina yang berbeda, dalam menentukan harga penjualan solar di pasaran.
Hal itu diungkapkan Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Iskan Qolba Lubis, kepada pers, Jumat (28/08). “Sangat aneh, kalau solar yang dijual ke pabrik yang notabene tidak disubsidi lebih murah dari solar yang dijual di SPBU."
Iskan juga menyoroti keputusan pemerintah bahwa harga BBM yang saat ini tidak turun (stagnan). Padahal, harga minyak dunia saat sedang turun bahkan melorot jauh dari asumsi dibawah Rp40 US$ perbarel.
Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera ini mendesak, sebagai BUMN yang dekat hubungannya dengan kepentingan publik, Pertamina sudah seharusnya menjelaskan harga baru ke publik sesuai dengan perkembangan harga minyak dunia yang turun. “Karena jika tidak dijelaskan ke publik, maka terkesan ditutup-tutupi," kata Iskan.
Dengan demikian, anggota badan anggaran ini berharap pemerintah juga harus merevisi kebijakan subsidi BBM yang telah berjalan. Oleh karena, hal itu berkaitan dengan perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini, baik di level nasional maupun global.
“Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga harus merevisi usulan subsidi BBM dan listrik karena terjadinya pengurangan permintaan yang disebabkan perlambatan ekonomi Nasional dan global," ujar Iskan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved