Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima gelar Honorary Degree of Doctor of Letters dari Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University (NTU), Singapura. NTU menyatakan, penganugerahan gelar kepada SBY ini merefleksikan suatu pengakuan NTU atas kenegarawanan SBY serta kontribusinya terhadap Indonesia, khususnya dalam membangun stabilitas politik, transformasi demokrasi, dan kemajuan ekonomi nasional.
Penganugerahan ini berlangsung di Hotel Shangri-La, Senin (22/04) pukul 14.00 waktu setempat atau 13.00 WIB. Dalam rilis yang dikeluarkan NTU, SBY dinyatakan sebagai kepala negara pertama dari Indonesia yang menerima gelar tersebut. Sebelumnya gelar kehormatan dari NTU juga didapat mantan Presiden India Abdul Kalam dan mantan Presiden Singapura SR Nathan.
Gelar ini juga sebagai pengakuan atas kiprah SBY yang diniilai sangat mengesankan dalam pelayanan publik, yaitu 27 tahun pelayanan militer, 4 tahun menduduki kursi menteri, dan hampir satu dekade menjadi presiden Indonesia.
Presiden NTU Prof Bertil Andersson menjelaskan, kepemimpinan SBY dalam pelayanan publik di berbagai bidang sangat mengesankan, sebagai advokat perdamaian, demokrasi, islam moderat, dan HAM.
“Sebagai negarawan internasional, Presiden Yudhoyono telah meningkatkan visibilitas Indonesia melalui kepemimpinannya dan keterkaitan dalam berbagai acara internasional, seperti ASEAN, APEC, East Asia Summit, dan G20," ujar Andersson.
NTU merupakan salah satu perguruan tinggi terkemuka di Singapura bahkan Asia, menduduki peringkat ke-11 di Asia dan ke-86 di dunia. S Rajaratnam School of International Studies sendiri menduduki peringkat ke-3 dari 40 top think tanks di Asia.
Hadir dalam acara ini Presiden Singapura yang juga Pembina NTU, Tony Ran Keng Yam, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, dan Menlu Marty Natalegawa. Hadir pula Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Edhie Baskoro Yudhoyono beserta isteri masing-masing.
Semangati Diaspora Indonesia
Dalam pidato penerimaannya, Presiden SBY menyampaikan penghargaan dan rasa hormatnya kepada NTU atas pemberian gelar tersebut. SBY mengaku senang bahwa kedua putranya, Agus Herimurti dan Edhie Baskoro meraih gelar masternya dari NTU. “Saya senang bahwa saya mengikuti jejak mereka," ujar SBY.
Ia menambahkan setelah lulus NTU, Agus Harimurti melanjutkan tugasnya di TNI. Sedang Edhie Baskoro kemudian terjun ke dunia politik.
Dengan menceritakan kedua putranya tersebut, SBY mengharapkan diapora Indonesia di Singapura memiliki semangat yang sama. Menurut Presiden, di Singapura terdapat sekitar 8.500 profesional Indonesia dan 24.500 pelajar, dan 105.000 TKI. "Mereka adalah orang-orang hebat di bidang masing-masing, dan begitu mereka kembali ke Indonesia, mereka membawa pengalaman dan keahlian mereka untuk ikut membangun Indonesia," ujar SBY.
Selama berpuluh-puluh tahun jumlah diaspora Indonesia di Singapura terus berkembang. Oleh karena itu, Presiden SBY, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, universitas, kalangan pekerja dan rakyat Singapura yang menjalin persahabatan dengan diaspora Indonesia di Singapura. "Jalinan orang per orang ini sejauh ini merupakan aset terbesar dari hubungan bilateral kedua negara," ujar SBY.
© Copyright 2024, All Rights Reserved