Sejumlah ilmuwan Rusia dari Russian Institute of Electro Physics, menemukan struktur tiga gunung lumpur di bawah tanah Sidoarjo, Jawa Timur. Satu di antaranya meletus dan menyemburkan lumpur panas. Semburan lumpur yang telah terbentuk sekitar 200 ribu tahun lalu itulah yang kemudian menutup sebagian wilayah Sidoarjo.
Dr. Sergey V. Kadurin, pimpinan Tim Ilmuwan Rusia mengungkapkan hasil penemuannya dalam konferensi pers di Hotel Four Seasons, Jakarta, Kamis kemarin (30/09).
Sergey menambahkan, bencana lumpur panas di Sidoarjo itu disebabkan kegiatan Seismik. Karena itu, Tim menduga semburan lumpur bukan disebabkan pengeboran minyak dan gas yang dilakukan PT Lapindo Brantas.
Sergey memprediksi, dua dari tiga gunung lumpur itu juga berpotensi mengeluarkan semburan. Alasannya, jaraknya sekitar 10 km dari lokasi semburan yakni di Barat Daya dan Timur Laut lokasi semburan. Para ahli menyarankan agar warga di area terdampak agar dievakuasi.
Fakta lain yang ditemukan Sergey dan timnya adalah gempa bumi yang terjadi sekitar satu tahun sebelum kejadian lumpur Sidaoarjo merupakan salah satu peristiwa geologi yang membantu terbukanya saluran lumpur.
“Gempa yang terjadi di Yogyakarta pada 2006 tepat dua hari sebelum semburan lumpur Sidoarjo, juga berpengaruh dalam pengaktifan kembali lumpur tua,” ujar pengajar senior di Universitas Odessa di Ukraina itu.
Di samping itu katanya, pergerakan patahan Watukosek yang terjadi terus menerus, juga menjadi faktor lain aktifnya kembali lumpur tua tersebut.
Sergey menegaskan, dalam peristiwa semburan lumpur Sidoarjo, saluran lumpur telah ada sebelum dilakukannya pengeboran sumur.
Tim ilmuwan Rusia menyimpulkan hasil penelitiannya setelah membuat konstruksi sebuah sistem informasi geologi. Mereka menciptakan sebuah model tiga dimensi dari formasi geologi bawah tanah di area itu. Model tiga dimensi tersebut dibuat dari data seismik dua dimensi pada 2003 dan awal 2006.
© Copyright 2024, All Rights Reserved