Pemerintah memiliki 3 opsi dalam upaya pembebasan 7 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Opsi mengirimkan prajurit TNI untuk membebaskan para sandera melalui operasi militer menjadi pilihan terakhir, bila negosiasi termasuk operasi militer yang dilakukan Filipina tidak berhasil.
Demikian disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada pers,di Kantor Wapres, Jakarta, Jumat (01/07).
JK mengatakna, dalam kondisi seperti sekarang serangan militer memang menjadi pilihan terakhir dari tiga opsi yang tersedia. Opsi pertama yang akan ditempuh adalah menyerahkan proses negosiasi pada pemerintah Filipina.
Opsi kedua, ujar dia, masih berkaitan dengan negosiasi tapi bedanya dengan opsi pertama adalah opsi ini dilakukan bersama-sama. Caranya, pemerintah Filipina dan Indonesia bekerjasama untuk bernegosiasi melepaskan para sandera.
Seandainya dua opsi negosiasi tersebut tak membuahkan hasil, maka opsi militer mau tidak mau menjadi pilihan Pemerintah Indonesia. “Jadi apabila (negosiasi) tak jalan maka jalan terakhir adalah militer sesuai persetujuan pemerintah Filipina," kata JK.
Walaupun demikian, Jusuf Kalla menjelaskan hingga saat ini pemerintah masih menyerahkan proses negosiasi kepada Filipina. Indonesia tak akan melakukan negosiasi lain selain negosiasi pemerintah seperti yang sekarang sedang dilakukan. “Kami tak ingin negosiasi bentuk lain, sekarang masih meminta pemerintah Filipina untuk menyelesaikan," kata dia.
Seperti diketahui, 7 WNI yang merupakan anak buah kapal (ABK) TB Charles dibajak dalam perjalanan dari Philipina Cagayan De Oro Port menuju Samarinda pada 20 Juni 2016. Ada 2 penyanderaan yang terjadi secara terpisah.
Pada awalnya, kelompok pembajak menculik 2 orang ABK yaitu Capt. Fery Arifin (nahkoda), Muh. Mahbrur Dahri (KKM) dan Edy Suryono (Masinis II), serta merampas semua alat komunikasi kapal.
Setelah kejadian itu, kapal tersebut dilepas dan melanjutkan perjalanan dengan sisa ABK 10 orang. Namun dalam perjalanan yang hanya berselisih waktu 1 jam 15 menit dengan kejadian pertama, Kapal TB Charles kembali dibajak oleh kelompok lain dengan menggunakan 3 perahu yang beranggotakan 8-10 orang.
Mereka menculik 4 orang ABK yaitu, Ismail (mualim I), Robin Piter (juru mudi), Muhammad Nasir (masinis III), dan Muhamad sofyan (Oilman). Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menegaskan TNI sudah mendapatkan izin masuk ke wilayah Filipina. Namun upaya pembebasan sandera dengan menggunakan operasi militer belum diputuskan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved