Pengadilan Tingkok menjatuhkan hukuman penjara selama 7 tahun kepada seorang wartawan yang dituding membocorkan dokumen rahasia ke situs asing. Pengadilan di Beijing menyatakan, Gao Yu,71, telah menyerahkan rahasia negara kepada pihak asing secara illegal.
Sejauh ini, Pemerintah Tiongkok belum mengonfirmasi dokumen mana yang telah dibocorkan, namun diyakini hal itu berhubungan dengan dokumen strategi Partai Komunis yang dikenal sebagai "Dokumen No 9".
Dokumen itu memapar penegakkan ideologi dan pembatasan demokrasi, masyarakat sipil dan kebebasan pers.
Menanggapi penahanan tersebut, Amnesty International menyebut penahanan ini sebagai "penghinaan terhadap keadilan".
“Gao adalah korban kesewenang-wenangan undang-undang rahasia negara yang disusun dengan kalimat-kalimnat kabur, yang digunakan untuk menindak para aktivis sebagai bagian dari serangan terhadap kebebasan berekspresi oleh pemerintah, kata peneliti dari kelompok pemerhati HAM William Nee.
Seorang pengacara Gao, Shang Baojun, menyatakan sangat kecewa dengan putusan tersebut dan akan mengajukan banding.
Sebelumnya, yakni pada April 2014 Gao ditahan. Beberapa minggu kemudian, jaringan televisi pemerintah CCTV menayangkan video Gao, wajahnya nampak dikaburkan, memberikan pengakuan bahwa ia telah membuat "kesalahan besar".
Pengacara Gao mengatakan, Gao membuat pernyataan itu karena polisi mengancam anaknya. Wartawan ini kemudian diadili pada November. Seorang pengacaranya yang lain, Mo Shaoping, mengatakan kepada BBC bahwa pengakuan paksa itu tidak sah dan justru merupakan dasar untuk banding.
Gao adalah wartawan perempuan yang sangat dihormati, yang laporannya dimuat media di Hong Kong dan tempat-tempat lainnya. Gao sudah pernah dipenjara tahun 1990-an. Saat itu dia dihukum karena mengirimkan sejumlah dokumen partai, termasuk pidato presiden waktu itu, Jiang Zemin, ke sebuah koran Hong Kong.
Menurut Komite Perlindungan Wartawan (Committee to Protect Journalists, CPJ), Gao adalah satu dari 44 wartawan Tiongkok yang dipenjarakan. Menurut CPJ, Tiongkok merupakan negara yang paling banyak memenjarakan wartawan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved