BI mencatat tiga faktor yang dapat memicu inflasi dua bulan mendatang. Karena itu, BI mewaspadai munculnya tekanan inflasi menjelang Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. BI juga mencermati bahaya inflasi akibat kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Pemerintah berkoordinasi untuk menjaga kelancaran distribusi barang.
Pelaksana Tugas Gubernur BI Darmin Nasution mengemukakan hal itu kepada pers, di Gedung BI, Jakarta, kemarin.
Selain itu, Darmin Nasution menunjuk kenaikan harga-harga bahan pokok, karena terkait ketidakpastian musim. Karena ketidakpastian inilah, selama Juni lalu inflasi meningkat sampai 0,97 persen.
Darmin menyebutkan, kenaikan harga bahan pokok itu didominasi oleh bumbu-bumbuan, yaitu cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawan putih. "Kenapa naik? Karena Juni yang biasanya musim kemarau, ini kok hujan."
Meski begitu, inflasi karena faktor musim itu, dalam pandangan Darmin, bukanlah inflasi yang diwaspadai secara permanen. Karena dalam pengamatan Bank Indonesia dalam 7-8 tahun belakangan, kenaikan itu biasa terjadi. Lalu, dalam tempo 2-3 bulan ke depan akan menurun.
Di sisi lain, Bank Indonesia memperkirakan ke depan perkembangan ekonomi global dan domestik akan terus membaik. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi 2010 cenderung menuju ke batas atas kisaran proyeksi 5,5 - 6 persen.
Kenaikan ekspor dan investasi diperkirakan terus terjadi. Ini akan semakin memperkuat kenaikan konsumsi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada 2010 dan 2011. Pada 2011 BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai kisaran 6 - 6,5 persen.
Kelancaran Distribusi
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan pemerintah masih mewaspadai laju inflasi yang dapat muncul di semester kedua. Karena itu, mantan Dirut Bank Mandiri ini berharap semua lembaga dan kementerian dapat berkoordinasi menahan laju inflasi. Terutama dengan melancarkan arus distribusi bahan pokok.
"Kita memang harus siaga. Kalau tidak, di semester dua ini memang bisa ada tekanan inflasi," kata Agus Martowardojo, usai mengikuti Rapat Terbatas di Kantor Presiden, kemarin.
Kelancaran distribusi bahan pokok, menjadi perhatian Pemerintah. Karena dalam beberapa waktu terakhir kenaikan inflasi disebabkan kenaikan bahan pokok. Misalnya saja kenaikan harga cabai dan garam.
"Kami melihat penyebab inflasi itu bukan karena sesuatu dari BI. Tapi lebih ke volatile goods yaitu bahan makanan seperti cabe dan garam," ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Juni 2010 cukup tinggi, yakni 0,97 persen. Kontribusi tertinggi, makanan. Utamanya cabe merah yang kenaikan terakhir sampai 45,7 persen.
"Kenaikan harga cabe itu bobotnya 0,69 persen," kata Kepala BPS Rusman Heriawan, awa Juli 2010.
Karena itu, semua kementerian dan lembaga berkoordinasi untuk menjaga kelancaran arus barang. Dalam hal ini, berbagai instansi terlibat, sampai Kementerian, Perdagangan, Pertanian, Bulog (Badan Urusan Logistik). Intinya, berusaha menjaga kelancaran distribusi bahan-bahan kebutuhan pokok.
© Copyright 2024, All Rights Reserved