Organisasi whistleblowing internasional, WikiLeaks, menyebut miliarder Yahudi, George Soros dan Pemerintah AS berada di belakang bocornya data firma hukum asal Panama, Mossack Fonseca atau dikenal dengan skandal Panama Papers.
Organisasi whistleblowing internasional yang didirikan Julian Assange itu, mengatakan bahwa serangan “Panama Papers” sudah “diproduksi” untuk menargetkan Rusia dan Presiden Vladimir Putin.
Klaim WikiLeaks itu muncul dalam tweet-nya di akun Twitter @WikiLeaks pada hari Rabu (06/04). The Panama Papers adalah nama dokumen yang dibocorkan koalisi wartawan investigasi internasional pada Minggu (03/04). Dokumen itu meliputi data transaksi rahasia keuangan para pimpinan politik dunia, skandal global, dan data detail perjanjian keuangan tersembunyi para pengemplang dana, pengedar obat-obatan terlarang, miliarder, selebriti, bintang olahraga, dan lainnya.
Menurut WikiLeaks, bocoran data “Panama Papers” diproduksi oleh Proyek Pelaporan Kejahatan Terorganisir dan Korupsi (OCCRP). ”Yang menargetkan Rusia dan (yang) bekas Uni Soviet,” tulis WikiLeaks.
”Serangan terhadap Putin didanai oleh Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan miliarder hedge fund Amerika George Soros,” lanjut WikiLeaks yang menyindir bahwa pendanaan Pemerintah AS merupakan pukulan serius bagi sebuah integritas.
Organisasi milik Soros telah dicanangkan untuk "tidak diinginkan" di Rusia. Tahun lalu, Kantor Jaksa Agung Rusia mengakui bahwa Soros Open Society Foundations dan The Open Society Institute Assistance Foundation sebagai kelompok yang tidak diinginkan. Kantor Jaksa juga melarang warga Rusia dan organisasi Rusia berpartisipasi dalam proyek mereka.
Sebelumnya, Soros melalui tulisan opini di media AS menuduh bahwa Putin bukanlah sekutu AS dan para pemimpin Uni Eropa. Soros juga menuduh Putin menikmati ekonomi dengan memecah belah Eropa.
Awal pekan ini, Kepala International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), Gerard Ryle, yang bekerja di proyek Panama Papers, mengatakan bahwa Putin bukanlah target kebocoran data. ”Itu bukan cerita tentang Rusia. Ini adalah cerita tentang dunia lepas pantai,” kata Ryle kepada Itar-Tass.
Namun, Kremlin merasa “Panama Papers” menargetkan Putin, terlebih media-media Barat, terutama Inggris ramai-ramai memajang foto Putin di halaman depan meski nama Putin tidak ada di daftar Panama Papers. Beberapa nama yang masuk di Panama Papers merupakan orang-orang atau teman dekat Putin.
Hal lain yang disoroti khalayak, adalah tidak adanya nama warga amerika serikat dalam jutaan dokumen tersebut.
Sementara ICIJ yang membongkar skandal ini mengungkapkan, ada orang-orang di Amerika Serikat yang tercantum dalam Panama Papers. Namun, tidak ada satu pun dari nama-nama itu yang bisa dipublikasikan.
Meski demikian. langkanya orang-orang Amerika dalam daftar itu tidak berarti warga negara Amerika lebih baik dan taat hukum dibandingkan dengan warga negara lain.
© Copyright 2024, All Rights Reserved