Pemerintah Inggris mendapat persetujuan dari parlemen terlibat dalam operasi militer di Suriah untuk menggempur basis-basis militan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Voting yang digelar parlemen, pada Rabu (02/12) malam waktu setempat, 397 orang mendukung dan 223 menolak.
Seperti dilansir Guardian, Perdana Menteri David Cameron mengapresiasi dukungan parlemen. Menurutnya, lebih baik militer Inggris lebih dulu menyerbu markas ISIS, sebelum negara mereka terancam teror seperti dialami Paris. "Parlemen mengambil keputusan yang tepat untuk membuat rakyat Inggris lebih aman," ujar Cameron.
Angkatan Udara Inggris (RAF) tidak membuang waktu setelah persetujuan parlemen diberikan. Pada Kamis (03/12) pagi, 8 jet tempur sudah bersiaga di Pangkalan Udara Akrotiri, Siprus. Jet-jet itu hanya butuh satu jam menjangkau dan membom sasaran di Suriah.
Pada salah satu debat untuk meyakinkan parlemen mendukung serangan itu, PM Cameron menyatakan ISIS adalah organisasi jahat yang tidak bisa dihadapi dengan akal sehat.
"Mereka adalah monster masa purba yang memerkosa perempuan dan bahkan membunuh sesama muslim. Mereka harus dilawan," kata Cameron.
Inggris dengan keputusan politik ini, mengikuti langkah Amerika Serikat, Rusia, dan Prancis, yang sebulan terakhir intensif menggempur markas ISIS di utara Suriah. Jerman rencananya juga akan terlibat, tapi masih menunggu sidang parlemen untuk memperoleh izin.
© Copyright 2024, All Rights Reserved