Polisi Federal Amerika Serikat, FBI, tidak mengesampingkan kemungkinan aksi terorisme dalam tragedi penembakan di Pusat Layanan Kaum Difabel di Kota Bernardino, California, Rabu (02/12) siang waktu setempat. Dalam insiden itu, 12 orang tewas. Polisi menembak mati 2 pelaku, dan menahan seorang lainnya.
Kecurigaan FBI itu, terkait dengan serangan yang dilakukan secara tiba-tiba dan terkesan terencana karena terjadi saat ada perayaan di Gedung Inland Regional Center. Para pelaku menggunakan pakaian ala militer dengan senjata berat dan melakukan aksinya dengan cepat dan cekatan.
David Bowdich, asisten direktur kantor FBI Los Angeles, mengatakan pihaknya tidak mengesampingkan kemungkinan aksi terorisme terkait insiden tersebut.
“Kami tidak tahu pasti, namun segala kemungkinan bisa terkait. Kami masih melakukan penyelidikan bahwa itu (aksi terorisme, red) merupakan salah satu kemungkinan,” ujar dia.
Pernyataan senada juga disampaikan Kepala polisi San Bernardino, Jarrod Burguan. Menurutnya, dari keterangan saksi mata, para pelaku datang dan langsung melakukan aksi mereka seolah-olah sedang berada dalam sebuah misi pertempuran.
“Mereka terlihat tenang dan siap, seolah-olah mereka sedang berada dalam sebuah misi (serangan, red),” ujarnya.
Brandon Hunt, salah satu staf di Inland Regional Center, mengatakan, pihaknya mencoba mengamankan warga setelah mendengar tembakan.
Lavinia Johnson, direktur eksekutif Inland Regional Center, mengatakan stafnya bersembunyi dan menunggu di dalam gedung sampai polisi mengevakuasi para pengunjung.
"Ini adalah peristiwa yang sangat traumatis bagi kami," kata Johnson.
Polisi menggerebek sebuah kompleks apartemen di kota terdekat dari Redlands, di mana para tersangka terlihat sebelum kejar-kejaran dengan polisi. Polisi melakukan pemeriksaan di sekitar lingkungan permukiman itu dan meminta warga untuk tinggal dalam rumah mereka dengan pintu terkunci.
© Copyright 2024, All Rights Reserved